Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Naik 3,1 Persen, Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp154,4 T Hingga Juli 2024

KAMIS, 15 AGUSTUS 2024 | 13:59 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat mencapai Rp154,4 triliun hingga Juli 2024.

Kementerian Keuangan melaporkan pencapaian itu naik 3,1 persen secara tahunan (yoy), atau setara 48,1 persen dan target APBN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani merinci penerimaan tersebut terdiri dari realisasi penerimaan bea masuk sebesar Rp29,0 triliun triliun atau mencapai 50,6 persen dari target dengan naik tipis 2,1 persen. 

Menurut Sri Mulyani, salah satu faktor pertumbuhan ini didorong oleh penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.

“Terutama untuk nilai impor yang naik meskipun rata-rata tarif kita menurun, kecuali kalau kita melakukan beberapa tarif untuk proteksi. Tarif kita itu turun dari 1,45 persen ke 1,34 persen. Artinya rata-rata hampir semua barang bisa masuk dengan tarif yang relatif rendah,” jelas Sri Mulyani, dikutip Kamis (15/8).

Sementara bea keluar tercatat sebesar Rp9,3 triliun, atau melonjak pesat sebesar 58,1 persen, dengan komoditas yang berkontribusi besar yaitu bea keluar (BK) tembaga dengan kenaikan 928,0 persen dan share dari total BK mencapai 76,5 persen. Hal ini dipengaruhi relaksasi ekspor komoditas tembaga.

“Bea keluar untuk tembaga saja yaitu Amman dan Freeport mereka diperbolehkan untuk ekspor tapi mereka harus menyelesaikan smelter dengan membayar bea keluar yang lebih tinggi, ini menyebabkan penerimaan kita tinggi, jadi memaksa mereka melakukan hilirisasi,” ungkapnya.

Namun, untuk komoditas sawit tercatat masih melanjutkan tren penurunannya sebesar 60 persen, dengan volume ekspor sawit mencapai 15,48 persen yoy.

Di sisi lain, penerimaan dari cukai mencapai Rp116,1 triliun atau 47,2 persen dari target dengan pertumbuhan 0,5 persen setelah sempat mengalami kontraksi.

Dikatakan Sri Mulyani, pertumbuhan tersebutt berasal dari cukai hasil tembakau sebesar Rp111,3 triliun atau naik tipis 0,1 persen yoy, dipengaruhi kenaikan produksi tembakau golongan II dan III.

Sementara realisasi dari Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) penerimaannya tumbuh 10,6 persen atau mencapai Rp4,6 triliun dan cukai Etil Alkohol sebesar Rp80,4 miliar atau tumbuh 21,8 persen yang sejalan dengan kenaikan produksi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya