Berita

Chairman Winmar Holding Eric Syafutra dan Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun/Ist

Bisnis

Pasar Kredit Karbon Meningkat Pesat

SABTU, 10 AGUSTUS 2024 | 21:05 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Pasar kredit karbon mengalami pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan di seluruh dunia yan berinvestasi dalam proyek pengurangan emisi.

“Lonjakan minat ini muncul seiring dengan meningkatnya tekanan dari konsumen, investor dan badan regulasi untuk mengurangi jejak karbon mereka,” kata praktisi dan pengusaha bidang Climates Change, Eric Syafutra dalam keterangannya, Sabtu (11/8).

Eric mengatakan, kredit karbon merupakan izin yang memungkinkan pemegangnya untuk mengeluarkan sejumlah tertentu karbon dioksida atau gas rumah kaca lainnya. Satu kredit biasanya setara dengan satu ton CO2. 


Perusahaan dapat memperoleh kredit ini dengan berinvestasi dalam proyek yang mengurangi emisi, seperti reforestasi, energi terbarukan, dan inisiatif efisiensi energi.

“Tentunya dengan membeli kredit karbon, bisnis dapat mengimbangi emisi mereka. Selain menunjukkan komitmen mereka terhadap tanggungjawab terhadap lingkungan,” kata Eric.

Menurut Eric, berdasarkan laporan terbaru menunjukkan bahwa pasar kredit karbon global saat ini sudah bernilai 414,8 miliar dolar AS. Lalu diproyeksikan mencapai 2,927 miliar dolar AS pada tahun 2030. 

Hal ini didorong oleh komitmen perusahaan yang semakin meningkat untuk mencapai emisi nol bersih dan penerapan regulasi lingkungan yang lebih ketat. 

Perusahaan-perusahaan besar, termasuk raksasa teknologi dan perusahaan energi, kini aktif berpartisipasi dalam perdagangan kredit karbon sebagai bagian dari strategi keberlanjutan mereka.

“Investasi dalam kredit karbon bukan hanya tentang kepatuhan. Hal ini tentang membangun masa depan yang berkelanjutan,” kata Eric yang merupakan Chairman Winmar Holding sebuah perusahaan multinasional terkemuka.

Dikatakannya bahwa salah satu inisiatif yang patut dicatat adalah kemitraan antara beberapa perusahaan dan komunitas lokal untuk memulihkan hutan yang terdegradasi. 

Proyek-proyek ini tidak hanya menyerap karbon tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi penduduk setempat, menciptakan situasi yang saling menguntungkan bagi lingkungan dan masyarakat.




Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya