Perusahaan China Shanxi Aorui Biomaterials diduga telah mencuri lebih dari 4.000 mayat dari krematorium dan laboratorium medis.
Seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Sabtu (10/8) dugaan pencurian itu dilakukan untuk cangkok tulang alogenik yang digunakan untuk perbaikan tulang selama operasi.
Cangkokan alogenik sendiri digunakan saat pasien tak punya kepadatan tulang yang cukup untuk cangkok. Namun, tulang biasanya diambil dari pasien yang menjalani operasi seperti penggantian pinggul atas izin yang bersangkutan.
Dugaan pencurian ini menjadi ramai diperbincangkan setelah pengacara kriminal merilis rincian kasus di media sosial.
Dalam unggahan itu perusahaan Shanxi diduga membeli mayat dan anggota tubuh secara ilegal dari Provinsi Sichuan, Guangxi, dan Shandong.
"Mayat-mayat itu diambil dengan cara dipotong secara kasar agar mudah diangkut," tulis SCMP dalam laporannya.
Sebagai informasi, skema tersebut diperkirakan bernilai 380 juta Yuan yang dijalankan dengan cara memperoleh jenazah secara ilegal dan menggunakannya sebagai bahan mentah.
Presiden Perusahaan Beijing Yongzhe Law Firm, Yi Shenghua, mengatakan polisi di Taiyuan sedang menyelidiki tuduhan tersebut.
"Sebuah kelompok kriminal mencuri dan menjual kembali mayat untuk mendapatkan keuntungan," kata jurubicara kejaksaan Taiyuan, Yi Shenghua.
Meski demikian, jubir itu enggan mengungkap lebih jauh, dan hanya mengatakan penyelidikan perlu waktu lebih lama karena kasus yang "cukup rumit".
Sementara itu polisi telah menyita lebih dari 18 ton tulang dan lebih dari 34.000 produk setengah jadi dan produk jadi.