Ketua Umum Partai Negoro Faizal Assegaf/RMOL
Partai Nasional Gotong Royong (Negoro), akan menggandeng partai politik lain hingga para duta besar untuk menyikapi ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.
Pasalnya, kondisi politik di Timur Tengah kian mendidih menyusul kematian Kepala Biro Politik Palestina, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pekan lalu.
Pesan itu disampaikan Ketua Umum Partai Negoro Faizal Assegaf dalam sambutannya di acara diskusi publik bertajuk “Menyikapi Eskalasi dan Implikasi Pasca Kesyahidan Ismail Haniyah” di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Rabu (7/8).
"Solidaritas yang kuat dan insya Allah ini akan menyebar ke luar. Bobot forum ini adalah luar biasa. Kita sudah punya dua relasi, Iran dan Rusia. Yaman, gak berani hadir, kita undang gak mau datang, gak tau alasannya apa," ujar
Faizal menyampaikan penghormatan kepada peserta maupun narasumber yang hadir dalam forum tersebut. Ia enggan menyimpulkan diskusi yang baru saja usai digelar tersebut. Sebab menurutnya, para narasumber sudah secara gamblang menyampaikan hal yang substansial.
"Dan kita akan melanjutkan lagi diskusi-diskusi berikutnya," tegas Aktivis 98 ini.
Namun demikian, Faizal Assegaf menegaskan bahwa Partai Negoro berencana mengundang Duta Besar Iran dan Rusia dalam sesi diskusi berikutnya, yang kemungkinan akan diadakan dalam satu atau dua minggu ke depan.
“Dan mungkin akan lebih spesial, kita akan undang representasi partai-partai elektoral, karena kita partai non elektoral, dan para akademisi dengan skala yang lebih besar," harapnya.
Lebih jauh, Faizal Assegaf berharap forum ini dapat menghormati kehadiran Duta Besar Iran dan Rusia di sesi berikutnya.
“Jadi kita bicara ketegangan dunia bukan lagi soal analisa, kalau dalam waktu dekat ini ada serangan besar Iran kita sudah bisa memproyeksi akan ada goncangan yang sangat besar. Kira-kira itu saja yang bisa kami sampaikan," pungkasnya.
Dalam diskusi tersebut, turut hadir oleh perwakilan dari Kedutaan Iran Muhamad Reza Abrahimi, Kedutaan Rusia Alexy Rykov, Dewan Pakar Partai Negoro Ple Priatna, Pengamat Timur Tengah Dina Sulaiman, hingga para kader serta simpatisan Partai Negoro.