Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Janji Palsu Jokowi Sejahterakan Nelayan Warnai Kegagalan Poros Maritim

RABU, 07 AGUSTUS 2024 | 06:16 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu melontarkan permintaan maaf atas segala kekhilafan dalam memimpin. 

Hal itu menandakan dua pesan. Pertama, mengakui kegagalan memerintah selama 10 tahun. Kedua, mengakui dosa-dosa yang dilakukan selama jadi presiden 

"Visi misinya selalu berbeda antara ucapan, perbuatan, niat dan langkah dalam masa pemerintahannya." ungkap Ketua Umum Serikat Nelayan Bima - Nusa Tenggara Barat (SNB-NTB), Musaitin Gery dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (7/8).

Apalagi lanjut dia, visi poros maritim mengalami kegagalan dan berimbas pada tidak sejahteranya nelayan. 

Menurut dia, terdapat 10 kerusakan maritim yang sulit diperbaiki ke depan. Di antaranya yakni jual pasir laut, black market, korupsi, jual pulau atas nama sewa investasi, konflik batas wilayah laut, perizinan, shrimp estate, kecelakaan transportasi antar pulau, pelanggaran HAM atas nelayan, dan eksploitasi sumber daya alam.

"Jokowi hanya pentingkan anak, menantu, keluarga, istri, dan bahkan besannya. Jokowi tak perhatikan kehidupan nelayan, pembudidaya, angkutan umum transportasi antar pulau. Jokowi gagal menyokong maritim Indonesia sebagai entry point distribusi keadilan dan kesejahteraan rakyat," ungkap dia, 

Selama 10 tahun pemerintahannya, terdapat 7061 kali kecelakaan dengan jenis peristiwa: terbakar, kandas, tenggelam, dan lainnya. Kecelakaan dalam pelayaran kapal ikan, kapal wisata, kapal militer, kapal nelayan, kapal penyeberangan antar pulau, kapal Internasional, kapal peti kemas, kapal tramper, kapal pengangkut, kapal BBM, dan lainnya terus terjadi.

"Jokowi banyak tingkah menipu rakyat. Jual visi maritim hanya alat cuci uang. Pemimpin dari gorong-gorong, sebaiknya dikembalikan pada kurungan gorong-gorong dan lorong. Tak ada satupun konsep maritim Indonesia ditunaikan sebagai kewajiban atas janji palsunya," tandas Musaitin.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya