Pemerintah Jepang terus memantau dengan saksama pergerakan mata uang asing dan berharap penguatan Yen baru-baru ini dapat menekan biaya impor.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menyebutkan Yen Jepang (JPY) mengalami reli tajam pada hari-hari menjelang dan setelah keputusan Bank of Japan (BOJ) untuk menaikkan suku bunga.
Yen melanjutkan kenaikan beruntun terhadap Dolar AS untuk 5 sesi berturut-turut di Senin (5/8).
Momentum ini didukung oleh ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan mengetatkan kebijakan moneter lebih lanjut, seiring dengan pelonggaran carry trade, yang dapat memberi dukungan berkelanjutan untuk JPY dalam waktu dekat.
"Pergerakan mata uang asing memiliki dampak positif dan negatif (pada ekonomi), tetapi kekhawatiran terbesar kami saat ini adalah dampaknya pada harga impor," kata Suzuki, dikutip dari
Channel News Asia, Selasa (6/8).
"Kami berharap harga impor akan turun ke level tertentu jika pelemahan Yen berbalik. Dari perspektif ini, kami juga memantau pasar dengan saksama," tambahnya.
Penurunan Yen tahun ini telah menjadi berkah bagi eksportir tetapi menimbulkan kekhawatiran bahwa biaya impor yang lebih tinggi akan memicu tekanan inflasi. Nilai Yen yang meningkat dapat membantu mengurangi sebagian tekanan pada harga impor.
Suzuki menegaskan kembali bahwa penting bagi mata uang untuk bergerak secara stabil, yang mencerminkan fundamental ekonomi.
"Pergerakan nilai tukar mata uang asing yang berlebihan dapat meningkatkan ketidakpastian bagi aktivitas perusahaan, sehingga memengaruhi kehidupan masyarakat," katanya.