Berita

Aksi unjuk rasa Aliansi Santri Gus Dur di depan kantor PBNU, Kramat Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/8), menuntut Gus Yahya mundur dari jabatan Ketum PBNU/RMOL

Politik

Dukung Pansus Haji, Aliansi Santri Gus Dur Minta Ketum PBNU Tidak Pecah Belah Umat

JUMAT, 02 AGUSTUS 2024 | 18:48 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Aliansi Santri Gus Dur menuntut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, untuk dipecat dari jabatannya.

Santri Gus Dur mengkritik keputusan Gus Yahya yang dianggap tidak adil terkait pemecatan kader NU yang mengunjungi Israel. Mereka menilai langkah ini tidak konsisten dengan tindakan Gus Yahya yang tidak menghadapi konsekuensi serupa.

"Gus Yahya harus memberikan teladan yang baik. Jika kader NU dipecat karena kunjungan ke Israel, seharusnya dia juga mundur dari posisinya," ujar perwakilan Aliansi Santri Gus Dur, Solihin, saat berunjuk rasa di depan kantor PBNU, Kramat Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/8).


Selain itu, mereka menekankan pentingnya fokus pada isu-isu keumatan yang lebih mendesak, seperti pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Haji. 

Menurut Santri Gus Dur, isu ini lebih relevan dalam menciptakan keadilan bagi umat daripada terlibat dalam politik praktis dan mencampuri urusan rumah tangga pihak lain.

"Kami ada dari campuran kader PKB dan NU, tetapi yang terpenting kami adalah kader kultural. Kami menuntut agar Gus Yahya, yang mengaku sebagai kader ideologi Gus Dur, menunjukkan jati dirinya dengan jelas dan tidak melakukan manuver politik yang justru memecah belah umat," jelas Solihin.

Aksi di depan markas PBNU ini sempat memanas. Massa dilarang aparat kepolisian untuk mendekati markas PBNU. Akibatnya aksi dorong-dorongan pun tak terelakkan. 

Namun setelah bernegosiasi, akhirnya massa diizinkan untuk mendekati gedung PBNU untuk melakukan orasi. Mereka juga melantunkan salawat dan mendoakan Gus Yahya kembali ke jalan yang benar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya