Berita

Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW), Iskandar Sitorus/Ist

Politik

Sekretaris Pendiri IAW:

KPK Kok Gila Hormat?

KAMIS, 01 AGUSTUS 2024 | 21:10 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Langkah pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajukan permintaan mendapat tanda kehormatan Satyalancana ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik. Nawawi Pomolango dan pimpinan KPK lainnya dinilai gila hormat.

"Kok gila hormat. Harusnya mereka bekerja dengan terhormat, bukan gila hormat," kata Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW) Iskandar Sitorus kepada RMOL, Kamis (1/8) malam.

Iskandar tak habis pikir KPK yang selama ini mengesankan diri sebagai lembaga independen malah ngebet mendapat sertifikat penghargaan dari Kepala Negara.

"Aparat penegak hukum yang lain, jaksa, kepolisian, tidak pernah minta. Kok malah lembaga yang diasumsikan independen gila hormat minta sertifikat dari presiden. Tidak pantas teriak independen, dan kalau perlu sekalian saja pimpinan KPK ikut rapat kabinet dengan presiden," tuturnya.

Baca: KPK Kembali Usulkan Pimpinan dan Dewas Dapat Penghargaan Satyalancana

Soal kehormatan, kata Iskandar, lebih baik KPK mendapatkannya dari rakyat. Caranya dengan menangkap koruptor-koruptor kakap yang telah merusak negara dan menyengsarakan rakyat.

"Rakyat akan bangga kalau itu yang dilakukan KPK. Kalau mau dibandingkan, pegawai Kejagung lebih layak dapat Satyalancana. Banyak koruptor yang merugikan negara puluhan triliun diproses dan dijebloskan (Kejagung) ke penjara. Lah, KPK apa? Contoh, dugaan korupsi asuransi Askrida sangat lamban ditangani," tukas Iskandar Sitorus.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK, membenarkan lembaganya telah mengajukan permintaan penghargaan tanda kehormatan Satyalancana kepada Presiden Jokowi. Penghargaan tersebut diajukan untuk pimpinan KPK dan Dewas KPK.

Bahkan permintaan tersebut telah dilayangkan KPK sejak tahun lalu namun ditolak.

"Pimpinan KPK hanya mengusulkan, presiden yang berhak memutus diterima usulan kita or not," kata Tanak kepada RMOL.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya