Berita

Protes masyarakat Balochistan di kota pelabuhan Gwadar menolak Koridor Ekonomi Pakistan-China (ECPC).

Dunia

Gwadar Membara, Seorang Tentara Tewas, 16 Lainnya Luka-luka

KAMIS, 01 AGUSTUS 2024 | 06:57 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Aksi menolak Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC) di Distrik Gwadar, Pakistan, hari Senin lalu (29/7), berubah menjadi kekacauan yang menewaskan seorang tentara dan melukai 16 lainnya, termasuk seorang perwira. 

Aksi itu menyerukan mogok kerja di seluruh Balochistan setelah puluhan aktivis ditangkap polisi beberapa waktu lalu. 

Media militer Pakistan melaporkan, di tengah demonstrasi, Kepala Menteri Sarfraz Bugti mengecam protes tersebut sebagai konspirasi terhadap CPEC dan memperingatkan bahwa tidak seorang pun diizinkan menyandera negara. Di sisi lain dia mengundang Dr Mahrang Baloch yang memimpin protes tersebut untuk berunding guna meredakan ketegangan.


Menurut media militer, massa yang diidentifikasi sebagai anggota dari "Baloch Raji Muchi" atau “Pertemuan Nasional Baloch” menyerang personel keamanan, yang mengakibatkan tewasnya Sepoy Shabbir (30) dari distrik Sibi. Seorang perwira dan 15 tentara juga terluka dalam serangan tersebut. 

"Pasukan keamanan telah menunjukkan pengendalian diri yang ekstrem untuk menghindarkan jatuhnya korban sipil yang tidak diinginkan meskipun ada provokasi," ujar pihak polisi seperti dilaporkan.

Pihak kepolisian menambahkan, media sosial telah dibanjiri dengan gambar dan video yang direkayasa dan meminta warga untuk tidak menjadi mangsa propaganda.

Adapun pihak militer meminta masyarakat bekerja sama dengan lembaga penegak hukum guna menjaga keselamatan dan ketertiban umum.

"Pasukan keamanan Pakistan, sejalan dengan negara, tetap bertekad untuk menggagalkan upaya sabotase perdamaian dan stabilitas di Balochistan," tambah pernyataan itu.

Peserta protes yang diselenggarakan Komite Baloch Yekjehti (BYC) telah menggelar aksi beberapa hari belakangan ini di kota pelabuhan tersebut. Mereka memblokir jalan raya untuk menyampaikan tuntutan mereka. 

Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada AFP bahwa upaya masyarakat untuk melewati blokade jalan dan bergabung dalam protes tersebut menyebabkan bentrokan.

"Seorang pengunjuk rasa sipil, seorang pemilik toko di Gwadar, tewas dalam bentrokan itu," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa pria itu tewas pada hari Minggu (28/7). Pihak berwenang telah memberlakukan pemutusan komunikasi di beberapa bagian Balochistan, dan memblokir jalan untuk mencegah orang-orang bergabung dalam demonstrasi.

Penyelenggara protes mengklaim bahwa satu orang tewas di Gwadar, dan dua lainnya tewas di lokasi protes lainnya. Pemerintah Balochistan mengatakan bahwa lebih dari 20 orang telah ditangkap di Gwadar tetapi tidak mengomentari kematian atau cedera yang dilaporkan.

BYC mengubah unjuk rasa menjadi aksi duduk dan menyerukan protes di seluruh provinsi terhadap "penangkapan beberapa anggotanya" di Gwadar di tengah tuduhan "penggunaan kekuatan yang berlebihan" oleh penegak hukum.

Pemimpin BYC Dr Mahrang Baloch mengatakan bahwa situasi di Gwadar tegang, dan jaringan komunikasi terputus. Dia mengklaim bahwa keberadaan mereka yang ditangkap masih belum diketahui, dan laporan menunjukkan bahwa jenazah pengunjuk rasa yang meninggal ditahan di rumah sakit.

Sementara itu, kepala menteri Balochistan mengutuk apa yang disebutnya sebagai konspirasi terhadap CPEC yang bernilai miliaran dolar. "Negara tidak akan disandera oleh siapa pun, tetapi demi perdamaian, kami sekali lagi mengundang Mahrang Baloch untuk berunding," katanya, saat berbicara di gedung DPR provinsi.

Menteri Dalam Negeri Ziaullah Langove juga memimpin pertemuan penting dengan pejabat senior kepolisian dan administrasi Gwadar. Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa personel penegak hukum telah mengendalikan situasi secara efektif. Para pejabat mengonfirmasi bahwa 20 orang telah ditangkap.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya