Berita

Dewan Keamanan PBB/AA

Dunia

Rusia, China, Aljazair Kecam Pembunuhan Haniyeh di DK PBB

KAMIS, 01 AGUSTUS 2024 | 11:43 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Atas permintaan Iran, Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat mengenai pembunuhan petinggi Hamas pada Rabu (31/7).

Berbicara di sesi tersebut, Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong menyatakan kecaman negaranya terhadap pembunuhan Haniyeh. Beijing menyebut serangan itu sebagai upaya sabotase perdamaian yang dilakukan secara terang-terangan.

"China sangat khawatir tentang memburuknya pergolakan di kawasan yang mungkin dipicu oleh insiden ini," tegasnya, seperti dimuat TRT World.

Senada dengan itu, utusan Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama menyebut Israel sebagai teroris yang membunuh Haniyeh.

"Ini bukan sekadar serangan terhadap satu orang. Ini adalah serangan kejam terhadap fondasi hubungan diplomatik, kesucian kedaulatan negara, dan prinsip-prinsip yang mendasari tatanan global kita," kata dia.

Ia juga meminta masyarakat internasional untuk tidak tinggal diam saat darah tak berdosa tertumpah dan hukum internasional dicabik-cabik.

"Kami menyerukan gencatan senjata segera tanpa syarat di Gaza dan pencabutan blokade Gaza yang tidak manusiawi," tegas Bendjama.

Sementara itu, Dubes Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky menilai serangan terhadap Haniyeh mampu membahayakan kawasan.

Sebab, secara tidak langsung serangan itu menyeret Iran ke dalam eskalasi kawasan yang sudah mencapai titik didih.

"Ini merupakan pukulan telak, terutama bagi negosiasi mediasi antara Hamas dan Israel yang difokuskan pada gencatan senjata di Jalur Gaza, dan Ismail Haniyeh adalah peserta langsung dalam hal ini. Kita semua harus memahami ini," kata dia.

Dubes Rusia menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari perang regional skala penuh, mendorong pentingnya implementasi penuh dan menyeluruh dari resolusi Dewan Keamanan 1701.

Resolusi itu menyerukan penghentian penuh permusuhan antara Israel dan Hizbullah, penarikan pasukan Israel dari Lebanon untuk digantikan oleh pasukan Lebanon dan UNIFIL yang dikerahkan ke Lebanon selatan, dan pelucutan senjata kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya