Berita

Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (30/7)/RMOL

Politik

Gus Ipul Dicap PKB Tak Paham Konstitusi Hingga Tata Krama

SELASA, 30 JULI 2024 | 15:54 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merespons santai perihal wacana Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang ingin kembali merebut PKB melalui pembentukan Tim Lima atau Panitia Khusus (Pansus). 

Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan bahwa sejak awal partainya berdiri sangat menyadari hubungan historis antara PKB dan NU. 

Gus Jazil akrab disapa menegaskan pihaknya tidak pernah mempermasalahkan jika PBNU posisinya berjarak dengan seluruh partai politik termasuk PKB.


“Meskipun faktanya, saya rasa Gus Yahya, Gus Ipul itu sering menggembosi PKB,” tegas Jazilul kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (30/7). 

Lagipula, kata Jazilul, PKB bukan badan otonom (banom) dari PBNU. Dengan kata lain, PKB telah berdaulat menjalankan Undang-undang Nomor 2/2011 tentang Partai Politik. 

“Sedangkan NU berjalan dengan undang-undang ormas. Jadi kamarnya berbeda,” jelas Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKB ini.

Atas dasar itu, Jazilul menilai bahwa wacana yang digulirkan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul untuk membentuk Pansus Pengembalian PKB ke PBNU menunjukan ketidakpahaman tentang konstitusi. Sebab, PKB justru tengah menjalankan UU Parpol. 

“Maka kisruh yang disampaikan oleh Gus Ipul itu menunjukkan tidak paham konstitusi, tidak paham tata kelola organisasi, bahkan enggak paham tata krama,” tegasnya. 

Lebih jauh, Jazilul sangat menyayangkan wacana PBNU mengembalikan PKB ke PBNU. Menurutnya, hal itu menunjukan sifat yang tidak arif dan tidak mencerminkan organisasi keumatan sebesar NU.

“Sangat disayangkan organisasi yang disitu membawa didasari keulamaan, ternyata tidak menunjukkan etika keulamaan. Mau nyerobot, mau ambil alih, mau ngambil sesuatu yang bukan haknya, itu pantang bagi ulama. Itu adalah tindakan yang batil, tindakan yang tidak hak. Kita tidak menduga-duga,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya menanggapi pembentukan Pansus Angket Haji DPR. Dia menduga pembentukan itu atas dasar masalah pribadi karena Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas merupakan adik Ketum PBNU.

“Nah ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita pansus haji kemudian nyerang NU, jangan-jangan ini masalah pribadi, ini jangan-jangan gitu loh. Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya misalnya gitu. Itu kan masalah," ujar Gus Yahya usai Rapat Pleno PBNU di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (28/7).

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya