Berita

Kolase logo PKB dan PBNU/net

Politik

Dipimpin Gus Yahya, Perseteruan PBNU dan PKB Makin Menjadi-jadi

SENIN, 29 JULI 2024 | 13:16 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Hubungan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali memanas. 

PBNU pun membentuk tim 5 atau panitia khusus (pansus) untuk merebut kembali PKB karena dianggap sudah menyimpang.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyatakan bahwa ketegangan ini merupakan kelanjutan dari perseteruan yang telah berlangsung sejak pergantian kepemimpinan di PBNU.

"Saya kira ini bagian dari babak lanjut perseteruan PBNU di era saat ini dengan PKB. Dulu, PBNU di era Kiai Said Aqil dan PKB adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Di mana ada PKB, di situ ada PBNU," ujar Adi kepada RMOL di Jakarta, Senin (29/7).

Namun, Adi menjelaskan bahwa hubungan harmonis tersebut berubah setelah pergantian ketua umum dan struktur kepengurusan PBNU, terutama di era kepemimpinan Yahya Cholil Staquf dan Sekjen Saifullah Yusuf. PBNU dan PKB kini dua entitas yang berbeda.

"Publik menengarai ini karena Gus Yahya dan Gus Ipul adalah loyalis Gus Dur yang sejak lama tidak akur dengan Cak Imin. Jadi ketika muncul pansus terkait upaya mengevaluasi PKB supaya kembali ke PBNU, maka hubungan kembali memanas," lanjut Adi.

Adi menekankan bahwa meskipun PKB lahir dari rahim NU, dalam perkembangannya, PKB telah menjadi entitas politik yang diatur oleh undang-undang partai dan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga (AD/ART).

"Apapun judulnya, PKB adalah partai politik. Jadi dalam konteks itu tidak gampang atau sulit mengembalikan PKB ke NU yang sekarang. Kalaupun ada pansus, saya kira PBNU secara struktural bukan bagian dari PKB. Begitu pun sebaliknya, PKB bukan bagian dari NU," tegas Adi.

Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menambahkan, dengan adanya ketegangan ini, publik menanti bagaimana langkah selanjutnya dari kedua pihak dalam menyelesaikan perseteruan yang terus berlanjut.

 "Secara kultural, Nahdliyin pilihan politiknya adalah PKB. Tapi PKB adalah parpol yang punya struktur kepengurusan yang tentunya beda dengan PBNU yang sebatas ormas," tutup Adi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya