Berita

Thomas Djiwandono asik bercengkrama dengan Menkeu Sri Mulyani dan jajaran dirjen Kemenkeu/RMOL

Bisnis

Thomas Djiwandono Pupus Kekhawatiran APBN Jebol

MINGGU, 28 JULI 2024 | 08:15 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Masuknya keponakan Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono diakibatkan adanya rasa kekhawatiran Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati soal potensi jebolnya APBN.

Hal itu disampaikan pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, Wildan Hakim menanggapi dilantiknya Thomas Djiwandono yang akrab disapa Tommy tersebut sebagai Wakil Menkeu II.

Menurut Wildan, keuangan merupakan isu prioritas dalam transisi pemerintahan mendatang. Sehingga, tidak heran ketika Thomas masuk ke dalam kabinet Joko Widodo-Maruf Amin.

"Kalau dibuat perbandingan, isu keuangan dan anggaran yang ditangani Kementerian Keuangan ini menjadi hal yang paling penting. Tantangannya tidak mudah. APBN Indonesia masih tergolong aman, akan tetapi butuh kehati-hatian dari sisi pengelolaan fiskal dan moneternya," kata Wildan kepada RMOL, Minggu (28/7).

Untuk itu, lanjut Wildan, Wamenkeu diharapkan bisa memudahkan transfer pengetahuan dan kebijakan selama masa transisi pemerintahan.

"Pada Juni 2024 lalu, Menkeu Sri Mulyani bahkan sudah menyatakan rasa was-was akan potensi jebolnya APBN. Bila APBN Indonesia jebol, Indonesia dikhawatirkan akan bernasib seperti Argentina," tutur Wildan.

Dosen ilmu komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai pengelolaan APBN harus dilakukan dengan kehati-hatian. Penempatan program yang tidak sesuai dan berlebihan akan membuat APBN jebol.

"Masuknya Tommy Djiwandono sebagai Wamenkeu memungkinkan dia untuk bekerja langsung bersama Menkeu Sri Mulyani dalam memproyeksikan anggaran di pemerintahan mendatang," terang Wildan.

Nantinya, Tommy bisa memeriksa langsung, apakah APBNP yang disusun cukup untuk melaksanakan program-program yang menjadi janji politik pemerintahan mendatang seperti program makan siang gratis dan pembangunan IKN atau tidak.

"Khusus untuk pembangunan IKN, sampai hari ini ketercukupan dananya masih menjadi tanda tanya. Penyusunan APBNP tentu butuh pertimbangan lebih cermat karena proyek ini tetap harus didanai sampai selesai. Padahal, untuk saat ini persentase pembangunannya baru 15 persen," pungkas Wildan.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

KPK Ngeles Soal Periksa Keluarga Jokowi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:34

Indonesia Tak Boleh Terus Gelap!

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:33

Kepada Ketua DPRD, Tagana Kota Bogor Sampaikan Kebutuhan Ambulans

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:20

Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret Perlu Dikenakan Sanksi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:19

DPP Golkar Didesak Batalkan SK Pengangkatan Ketua DPRD Binjai

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:15

Tantangan Anak Muda Bukan Hanya Cita-cita, Tetapi Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:02

Bareskrim Ungkap Jaringan Judol Internasional Beromzet Ratusan Miliar

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:54

HIPMI Yakin Kaltara Bisa Maju di Bawah Kepemimpinan Zainal-Ingkong

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:49

Nusron Pecat 6 Pegawai Pertanahan Bekasi

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:44

GAK LPT Desak Presiden Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:32

Selengkapnya