Berita

Barbalin Naomi Kubewa/Ist

Presisi

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

SABTU, 27 JULI 2024 | 16:58 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Analogi "Busur Panah" menjadi penyemangat Putri Suku Oburauw dalam menjalani seleksi Taruni Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun Anggaran 2024.

Dia adalah Barbalin Naomi Kubewa, putri Suku Oburauw, yang sedang menjalani tahapan seleksi tingkat pusat taruna-taruni Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun Anggaran 2024, yang digelar Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri.

"Kebetulan saya anak pertama. Satu pesan yang sering diberikan orang tua saya kepada saya yaitu saya itu akan menjadi tolok ukur keluarga," ujar Lin di Kompleks Akpol, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (27/7).


"Papa dan mama saya bilang, 'kakak, kamu itu seperti kayak busur panah, apabila kamu tepat sasaran, maka adik-adikmu yang di belakangnya itu pasti akan ikut'," imbuh kakak dari empat orang adik itu.

Perempuan 19 tahun ini juga mengikuti seleksi taruni Akpol Tahun Anggaran 2023. Namun tahun lalu dirinya gagal melaju ke seleksi tingkat pusat karena nilai tes psikologinya kurang.

Lin menjelaskan dia adalah putri daerah dari Kaimana, khususnya Suku Oburauw, yang pertama kali mengikuti tes Akpol hingga tingkat pusat. Lin menuturkan rata-rata keluarganya, khususnya yang perempuan, lebih cenderung ingin menjadi PNS.

"Untuk Akpol, saya taruni satu-satunya yang sampai ke (seleksi) pusat. Kebetulan di daerah kami belum pernah ada yang ikut calon taruni Akpol, yang asli anak Kaimana saya yang pertama. Kalau keluarga saya kebanyakan mereka cita-citanya PNS," tuturnya.

Lin menceritakan alasannya ingin menjadi polwan karena melihat kinerja dan wibawa kepolisian di Kaimana yang berhasil menciptakan keamanan dan ketertiban.

"Polisi-polisi di Kaimana telah menertibkan dan menjaga keamanan. Di Kaimana juga jarang terjadi konflik karena memang anggota Polri sendiri dapat mengamankan daerah kami dengan sangat baik," katanya.

Lin yang merupakan anggota paskibraka tingkat kabupaten dan provinsi ini, ingin mengikis anggapan Papua tertinggal. Lin pun ingin menjadi contoh anak Papua yang berpikiran modern, tapi tetap mencintai dan melestarikan budaya Papua.

"Biarpun kami Papua, tapi pemikiran kami harus internasional, tidak boleh stuck di kabupaten. Dan berpikiran modern, tidak boleh meninggalkan apalagi melupakan dari mana asal kita," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya