Berita

Ilustrasi/Tangkapan layar dari DW

Dunia

PBB Nyalakan Tanda Bahaya, Dunia Sedang Dilanda Epidemi Panas Ekstrem

JUMAT, 26 JULI 2024 | 08:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Gelombang panas ekstrem yang diperburuk oleh perubahan iklim saat ini telah menjadi bahaya yang mengancam kelangsungan umat manusia.

Untuk itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dalam pesannya pada Kamis (25/7) mendesak negara-negara di dunia untuk segera melakukan tindakan pencegahan agar tidak timbul lebih banyak korban.

"Umat manusia sedang menderita epidemi panas yang ekstrim,” kata Guterres, seperti dikutip dari DW, Jumat (26/7).

Peringatan Guterres muncul sehari setelah pemantau iklim Uni Eropa mengatakan dunia mengalami hari terpanas yang pernah tercatat pada minggu ini. Pemantau melaporkan  Senin (22/7) adalah hari terpanas yang pernah tercatat, melampaui rekor yang dibuat satu hari sebelumnya.

“Miliaran orang menghadapi epidemi panas ekstrem – yang melemah akibat gelombang panas yang semakin mematikan, dengan suhu mencapai 50 derajat Celcius di seluruh dunia,” kata Guterres. 

"Suhunya 122 derajat Fahrenheit. Dan setengah mendidih," ujarnya.

Jutaan orang di seluruh dunia telah mengalami suhu tertinggi dalam beberapa minggu terakhir, termasuk di Timur Tengah, Afrika dan Asia, dimana krisis ini telah memperburuk kesenjangan sosial.

Menurut laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang diterbitkan pada Kamis, lebih dari 70 persen tenaga kerja global atau sekitar 2,4 miliar orang  kini berisiko tinggi terkena panas ekstrem.

Di Afrika, hampir 93 persen tenaga kerja terpapar panas berlebih, dan 84 persen tenaga kerja di negara-negara Arab, demikian temuan laporan tersebut.

Panas yang berlebihan dianggap menyebabkan hampir 23 juta kecelakaan kerja di seluruh dunia, dan sekitar 19.000 kematian setiap tahunnya.

Para ahli juga telah memperingatkan bahwa seiring dengan meningkatnya dampak perubahan iklim, pola cuaca menjadi lebih ekstrem dengan kekeringan, angin topan yang sangat dahsyat, banjir dan kebakaran hutan yang mempengaruhi sebagian besar dunia.

Dalam konferensi pers Kamis, Guterres mengatakan negara-negara harus mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil, yang memperburuk krisis iklim.

“Para pemimpin di seluruh dunia harus sadar dan mengambil tindakan – dan itu berarti pemerintah, khususnya negara-negara G20,” kata Sekjen PBB.

“Kepemimpinan dari mereka yang memiliki kemampuan dan kapasitas terbesar sangatlah penting.  Negara-negara harus menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dengan cepat dan adil," demikian Guterres.

Populer

Permainan Jokowi Terbaca Prabowo dan Megawati

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:01

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Mengapa KPK Keukeuh Tidak Mau Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi?

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:02

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Tak Patuhi Instruksi Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:26

UPDATE

Irwasum Polri Pimpin Panen Jagung Serentak di Madiun

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:40

Alex Indra Minta Pemerintah Jamin Stabilitas Harga Pangan di Ramadan dan Lebaran

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:37

Pemerintah dan Pertamina Jamin Stok Elpiji Aman Jelang Lebaran

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:34

Cak Imin Ceramahi Mendes Yandri: Hati-Hati jadi Pejabat

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:24

Kelompok Ini Berhak Dapat Layanan Transportasi Gratis di Jakarta

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:23

Satgas Damai Cartenz Buru Enam Napi Lapas Wamena yang Kabur

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:08

Cagub Papua Mathius Fakhiri: Keadilan Akhirnya Datang Juga

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:07

PKS Siapkan Berbagai Program Sosial Selama Ramadan

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:47

KWI Anugerahi Penghargaan Tujuh Organisasi Lintas Iman

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:45

DPR Ditagih Selesaikan RUU Pemilu

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:45

Selengkapnya