Pedagang cabai di Pasar Al Mahirah Lamdingin, Banda Aceh/RMOLAceh
Harga cabai merah dan beberapa komoditas bumbu dapur di Banda Aceh mengalami penurunan signifikan dalam dua minggu terakhir. Penurunan ini terpantau di Pasar Al Mahirah, Lamdingin, Banda Aceh, Kamis (25/7).
“Ada yang turun, ada yang naik, dalam minggu ini,” kata salah satu pedagang rempah di Pasar Al Mahirah, Zainuddin, kepada RMOLAceh, Kamis (25/7).
Menurut Zainuddin, saat ini harga cabai merah mengalami penurunan, dari sebelumnya Rp50 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp25 per kg.
“Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh musim panen di Brastagi (Sumatera Utara) yang melimpah,” ujarnya.
Penurunan harga juga terjadi pada tomat, yaitu Rp8 ribu per kg. Padahal sebelumnya tomat sempat menyentuh angka Rp15 ribu per kg.
Bahkan, bawang merah mengalami penurunan drastis akibat panen raya di Kabupaten Pidie. Harga yang sebelumnya mencapai Rp60 ribu per kg kini menjadi Rp18 ribu hingga Rp25 ribu per kg.
“Bawang putih masih relatif stabil di kisaran Rp40 per kg,” tambahnya.
Sementara kenaikan harga bumbu dalam pekan ini terjadi pada jenis cabai rawit yaitu Rp45 ribu per kg, dari sebelumnya Rp28 ribu per kg.
"Sedangkan kentang mengalami kenaikan harga menjadi Rp 18 ribu per kg, karena sedang tidak musim panen," kata Zainuddin.
Menurut Zainuddin, daya beli masyarakat secara umum sudah mengalami sedikit peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Padahal sebelumnya sempat turun drastis. Hal terlihat dari peningkatan omzet para pedagang, meskipun belum kembali ke tingkat sebelumnya.
"Penurunan daya beli yang signifikan pada bulan lalu disebabkan oleh dimulainya tahun ajaran baru, sehingga banyak orang tua yang memprioritaskan biaya pendidikan anak," terang Zainuddin.
Sementara itu, Ulfa, salah seorang pembeli di Pasar Al Mahirah menyambut gembira penurunan harga sejumlah rempah. Sebab selama beberapa bulan lalu, kenaikan drastis terjadi pada kebutuhan masyarakat Aceh.
“Alhamdulillah dalam dua minggu ini harga banyak yang turun, jadi memudahkan kita untuk berbelanja,” sebut Ulfa.
Ulfa berharap, pemerintah terus mengambil langkah yang bijak agar setiap harga yang turun tidak merugikan para petani. Sekaligus saat harga bahan baku mahal, masyarakat tidak kesusahan.
“Karena memastikan warga sejahtera itu urusan pemerintah,” tegasnya.