Sekjen Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping.
Komunike yang dikeluarkan Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral yang ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada tanggal 18 Juli disambut ketidakpuasan para ahli yang menggambarkannya sebagai rencana yang tidak jelas terhadap langkah-langkah untuk mengatasi masalah ekonomi Tiongkok saat ini.
Seperti dilaporkan Voice of America, Associate Professor Ekonomi di Monash University Australia, Shi He-ling, mengatakan, rencana PKT hanya menjual prestasi yang dicapai partai berkuasa. Namun di sisi lain tidak memiliki definisi spesifik yang dapat diukur.
“Itu sama sekali tidak membuat penyesuaian makroekonomi, tapi seperti artikel filosofis, yang pada dasarnya klise,” kata Shi.
Semengtara Ketua Departemen Ilmu Politik di Universitas St. Thomas di Houston, Yeh Yao-Yuandi, mengatakan, di bawah kerangka “Pemikiran Xi” sulit bagi eksposisi ekonomi dari komunike ini untuk menjadi sesuatu yang baru.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa meskipun berulang kali menjual “sistem ekonomi pasar sosialis” ala Tiongkok, hal ini tidak akan mampu membalikkan kemerosotan ekonomi Tiongkok dan reformasi ekonomi Xi pada kenyataannya “mengubah cara-cara lama mereka.”
Komunike PKT itu telah ditonton 100 juta kali di platform media sosial Tiongkok,
Weibo. Namun, tidak ada diskusi substansial mengenai hal yang sama di Tiongkok. Keputusan lain yang diambil dalam Sidang Pleno yang menarik perhatian adalah pemecatan mantan Menteri Pertahanan Li Shangfu.
Selain itu, Li Yuchao dan Sun Jinming dari Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga dicopot dari Komite Sentral.
Saat menanggapi hal tersebut, Chong Ja Ian, seorang profesor ilmu politik di Universitas Nasional Singapura, mengatakan, “Beijing tidak menyukai orang-orang Tiongkok berdebat secara online tentang pejabat tinggi PKT karena komentar tersebut mungkin mempertanyakan keputusan dan penilaian partai, terutama ketika Qin sebelumnya adalah orang kepercayaan Xi dan menteri luar negeri.”