Berita

Jurubicara PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus/Net

Politik

Mbak Ita jadi Tersangka, PDIP Pertanyakan Sejumlah Kasus Besar yang Tak Digarap KPK

KAMIS, 18 JULI 2024 | 16:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

PDIP mendukung penuh proses hukum yang tengah menimpa salah satu kader banteng sekaligus Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita.

Namun, PDIP juga mempertanyakan sikap KPK karena ada beberapa kasus lain yang lebih besar, seperti kasus timah di Bangka Belitung dan indikasi uang judi online masuk ke kantong politisi, tidak digarap KPK.

"Artinya secara jumlah ini (kasus Walikota Semarang) kan terlalu kecil lah gitu yah, pasti ada yang besar-besar. Apakah memang lebih penting urusan ini daripada itu ya? Soal judi online dalam rangka penegakan hukum,” tegas Jurubicara PDIP, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, kepada wartawan, Kamis (18/7).


Deddy juga mempertanyakan kasus lain yang menimpa ketua umum partai politik yang hingga kini belum juga digarap KPK meski sudah mencuat sejak sebelum Pilpres.

"Apa iya kasus Walikota Semarang ini menjadi sesuatu yang urgent untuk penegakan hukum? Atau ada tebang pilih di sini atau agenda politik? Kita enggak tahu kan, tapi wajar dong masyarakat bertanya seperti itu,” ucapnya.

Terlebih, lanjut Deddy, Jawa Tengah itu dikenal sebagai lumbung suara PDIP, sehingga penetapan tersangka kepada Walikota Semarang kental nuansa politis. 

"Sekarang itu tempat yang sangat seksi dari sisi politik, lalu kita melihat juga ada putra presiden mau dicalonkan di sana, ada penegak hukum yang mau mencalonkan diri,” tuturnya.

Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, kompleksitas politik ini tentu membuat banyak orang mempertanyakan dari sisi jumlah, dari sisi locus delicti, dan dari sisi time frame.

“Ini semua memang pantas dipertanyakan kalau menurut saya. Bagaimana misalnya dengan kasus Gubernur Jawa Timur Khofifah yang sudah berkali-kali dipanggil, ya sampai hari ini bagaimana prosesnya, misalnya gitu lho,” katanya.

"Ini kan semua membuat kita bertanya-tanya, ini murni kasus hukum atau politisasi hukum? Nanti biarlah kita lihat nanti prosesnya seperti apa,” demikian Deddy.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya