Berita

MinyaKita/Net

Nusantara

MinyaKita Dijual di Atas HET, Warga Heran

RABU, 17 JULI 2024 | 11:26 WIB | LAPORAN: ACHMAD RIZAL

Harga minyak goreng bersubsidi, MinyaKita, melonjak jadi Rp16 ribu bahkan Rp17 ribu per liter, hingga menimbulkan kebingungan di kalangan warga.

Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk MinyaKita Rp14 ribu per liter.

"Kenapa harga MinyaKita bisa lebih tinggi dari yang sudah ditetapkan pemerintah?" tanya Imas Sari (45), seorang ibu rumah tangga dari Kecamatan Ciamis.

"Harga yang lebih tinggi ini jelas memberatkan kami yang sudah terbiasa mengandalkan minyak goreng subsidi," tegasnya, seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (17/7).

Menurutnya, meski kebutuhan minyak goreng untuk dapurnya tidak banyak, sekitar satu liter setiap lima hari, tapi kenaikan harga tetap berdampak signifikan pada pengeluaran keluarga.

"Keperluan dapur bukan hanya minyak goreng, banyak lagi lainnya. Jadi, dengan mahalnya minyak goreng, ya berpengaruh pada pengeluaran keluarga kami," keluhnya.

Di pasar, pedagang juga merasakan dampak kenaikan harga itu. Iis, pedagang minyak goreng di Pasar Manis Ciamis, menjelaskan, tingginya harga MinyaKita disebabkan kelangkaan dan keterlambatan pengiriman dari grosir.

"Kalau pesan minyaKita lima dus, harus pesan minyak non-subsidi lima dus, dan itu cukup memberatkan pedagang, terutama yang bermodal pas-pasan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Ciamis, Asep, mengatakan, kenaikan harga kemungkinan besar disebabkan informasi bahwa pemerintah berencana menaikkan HET menjadi Rp15.700 per liter.

"Para pedagang mendengar kabar itu dan mulai menaikkan harga jual MinyaKita, padahal itu baru wacana," jelas Asep, di kantornya.

Dia juga menambahkan, panjangnya rantai distribusi juga berkontribusi pada tingginya harga MinyaKita.

Menurutnya, masalah itu tidak hanya terjadi di Ciamis, tetapi juga di berbagai daerah lain.

"Karena MinyaKita produk pemerintah, maka kenaikan harga di pasaran di berbagai daerah sama," tambahnya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya