Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (11/7)/RMOL
Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) sampaikan ucapan terima kasih untuk Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem, Surya Paloh Usai divonis 10 tahun penjara.
Hal itu disampaikan langsung SYL usai menjalani sidang putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (11/7).
Awalnya, SYL mengatakan bahwa, dirinya menghargai putusan Majelis Hakim yang memvonisnya 10 tahun penjara.
"Saya menghargai apa yang menjadi kesimpulan dari Majelis Hakim dari proses persidangan yang cukup panjang ini," kata SYL kepada wartawan.
Menurut SYL, apa yang ia alami merupakan bagian dari konsekuensi jabatannya.
"Oleh karena itu, mungkin saya sebagai manusia biasa, ini resiko leadership. Ini resiko dari jabatan, dari sebuah diskresi dan kebijakan yang saya ambil," terangnya.
SYL mengaku, bahwa dirinya siap menghadapi putusan Majelis Hakim dengan sebaik-baiknya.
"Izinkan saya menyampaikan terima kasih saya pada Joko Widodo sebagai Presiden, yang menunjuk saya sebagai menteri mengambil kebijakan-kebijakan dan pada saat itu harga pun dapat dikendalikan seluruh Indonesia. Saya sampaikan terima kasih Pak Jokowi memberi saya kesempatan sebagai menteri," tutur SYL.
SYL pun merasa bangga menjadi menterinya Jokowi lantaran sudah meraih banyak penghargaan.
"Terima kasih Pak Surya Paloh yang selalu mengajarkan saya terhadap masalah kebangsaan. Maafkan saya kalau tentu sebagai manusia ada yang keliru. Tetapi Surya Paloh sangat konsisten dengan partai untuk mengatakan, bela rakyat, bela bangsa. Kalau saya harus terpenjara, atas nama itu semua, saya minta maaf pada seluruh jajaran, dan juga maaf saya kepada keluarga saya," jealsnya.
Dalam putusan kasus dugaan korupsi berupa pemerasan terhadap pejabat di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan), Majelis Hakim menghukum SYL dengan pidana selama 10 tahun penjara dan denda Rp300 juta subsider 4 bulan kurungan, serta uang pengganti sebesar Rp14.147.144.786 (Rp14 miliar) dan 30 ribu dolar AS subsider 2 tahun kurungan.
Sedangkan untuk kedua terdakwa lainnya, yakni Muhammad Hatta selaku mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan, dan terdakwa Kasdi Subagyono selaku mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan, masing-masing divonis pidana 4 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider 2 bulan kurungan.
Putusan itu diketahui lebih ringan dibanding tuntutan tim JPU KPK yang menuntut agar terdakwa SYL divonis penjara selama 12 tahun dan denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan, serta bayar uang pengganti Rp44.269.777.204 (Rp44,2 miliar) dan 30 ribu dolar AS dikurangi dengan jumlah uang yang telah disita dan dirampas subsider 4 tahun kurungan.
Sedangkan tuntutan untuk terdakwa Muhammad Hatta dan terdakwa Kasdi Subagyono, masing-masing dengan pidana selama 6 tahun penjara dan denda Rp250 juta subsider 3 bulan kurungan.