Berita

Ilustrasi investasi China/Net

Bisnis

Ekonomi China Rawan Deflasi, Rupiah Masih Kukuh

RABU, 10 JULI 2024 | 16:42 WIB | OLEH: ADE MULYANA

Data perekonomian China terkini akhirnya mewarnai jalannya sesi perdagangan saham pertengahan pekan Ini, Rabu 10 Juli 2024. Laporan yang dirilis otoritas China menyebutkan, inflasi pada Juni lalu yang hanya di kisaran 0,2 persen sementara indeks harga grosir terpantau melemah 0,8 persen.
Besaran inflasi tersebut di bawah ekspektasi pelaku pasar yang sebesar 0,4 persen dan sekaligus memantik kekhawatiran bahwa China masih berpotensi terjerumus dalam deflasi.

Situasi ini sekaligus melengkapi catatan suram kinerja ekonomi China dalam setidaknya tiga tahun terakhir. Di mana sektor properti yang telah runtuh dan kemudian disusul perang dagang dengan AS yang telah berhasil melumpuhkan sektor manufaktur.

China yang dalam tiga dekade terakhir telah menjelma sebagai mesin penting perekonomian dunia kini terjebak dalam pola muram, terlebih dengan populasi yang mulai menua. Pelaku pasar di Asia terpantau sempat merespon situasi  sulit ini, namun secara perlahan kembali beralih netral.

China yang dalam tiga dekade terakhir telah menjelma sebagai mesin penting perekonomian dunia kini terjebak dalam pola muram, terlebih dengan populasi yang mulai menua. Pelaku pasar di Asia terpantau sempat merespon situasi  sulit ini, namun secara perlahan kembali beralih netral.

Pantauan menunjukkan, nilai tukar mata uang Asia yang sempat melemah sebagai respon atas rilis data China. Namun secara perlahan mulai mampu berbalik menjelang sesi perdagangan sore.

Investor terlihat kembali menaruh harapan pada testimoni Jerome Powell malam nanti serta bertaruh pada rilis data inflasi AS Kamis besok.

Hingga sesi perdagangan ditutup, bursa Saham Jepang mengukuhkan diri sebagai jawara dengan Indeks Nikkei melonjak signifikan 0,61 persen untuk berakhir di 41.831,99 yang sekaligus mencetak rekor tertingginya. Sedangkan Indeks KOSPI (Korea Selatan) naik sangat tipis 0,02 persen dengan menetap di 2.867,99 dan Indeks ASX 200 (Australia) turun moderat 0,16 persen di 7.816,8. Kecenderungan gerak indeks di rentang moderat telah diperkirakan sebelumnya.

Pantauan terkait juga menunjukkan, indeks komposit shanghai di China yang harus menderita penurunan signifikan akibat sentimen domestik. Indeks SSEC tercatat merosot tajam 0,68 persen dengan menginjak posisi 2.939,36.

Situasi sedikit berbeda terjadi di bursa Saham Indonesia, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu membukukan gerak positif secara konsisten meski dalam rentang moderat. Hingga sesi perdagangan berakhir, IHSG terpantau naik 0,24 persen di 7.287,04.

Rupiah Ikuti Mata Uang Utama Dunia


Pergerakan nilai tukar Rupiah tercatat sempat menapak zona pelemahannaecara konsisten di sepanjang sesi perdagangan pagi. Pelemahan ini terjadi lebih sebagai konsekuensi teknikal yang kemudian mendapatkan dukungan dari sentimen data China.

Namun menjelang sesi perdagangan sore, secara perlahan Rupiah mampu beralih ke zona penguatan tipis, mengikuti arah pasar uang dunia. Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung,  Rupiah tercatat diperdagangkan di kisaran Rp 16.244,3  alias menguat moderat 0,17 persen. Gerak Rupiah terpantau seiring dengan mata uang utama dunia.

Chart berikut diambil dari situs investing.com, menggambarkan pola gerak Rupiah di sepanjang sesi perdagangan hari ini, di mana setelah sempat tergelincir di zona pelemahan akibat rilis data dari China, secara perlahan mampu mengikis pelemahan hingga akhirnya beralih di zona penguatan secara konsisten di sesi perdagangan sore:


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya