Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky/Net
Keberlanjutan pengiriman senjata Amerika Serikat sangat bergantung pada siapa presiden yang terpilih pada pemilu November mendatang.
Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat telah mengupayakan berbagai hal agar bantuan militer terus mengalir ke Ukraina, terlebih sejak perang meletus Februari tahun 2022 lalu.
Sementara Partai Republik yang mengusung Donald Trump cenderung mendorong kebijakan pengurangan bantuan terhadap Ukraina agar pemerintah berfokus pada masalah di perbatasan AS-Meksiko.
Di tengah rumor tentang kemunduran Biden dari pencalonan karena performa buruknya di debat pertama, Trump dipersepsikan menjadi calon yang lebih unggul dan berpotensi besar keluar sebagai pemenang.
Saat ditanya tentang potensi tersebut, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengaku belum bisa memprediksi apa yang akan terjadi karena dia tidak begitu mengenal Trump.
“Saya tidak terlalu mengenalnya. Saya tidak bisa memberitahu Anda apa yang akan dia lakukan jika dia menjadi presiden Amerika Serikat. Aku tidak tahu," ujarnya kepada wartawan di KTT NATO pada Rabu (10/7), seperti dimuat
Reuters.Zelensky justru mendesak agar para pemimpin politik AS tidak menunggu hasil pemilihan presiden Amerika dan dapat mengambil tindakan tegas untuk membantu negaranya.
"Inilah saatnya untuk keluar dari bayang-bayang, mengambil keputusan yang kuat untuk bertindak dan tidak menunggu hingga November atau bulan lainnya," tegasnya.
Di forum NATO, Joe Biden berjanji membela Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.
Biden sedang sibuk menghadapi beberapa rekannya dari Partai Demokrat di Capitol Hill dan para donor kampanye yang khawatir bahwa ia akan kalah dalam pemilu
Menurut rata-rata jajak pendapat yang diselenggarakan oleh situs web FiveThirtyEight, Trump unggul atas Biden dengan selisih 2,1 poin persentase secara nasional.