Berita

Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka/Net

Bisnis

Warisan Utang Menggunung, Warganet Pesimis Prabowo-Gibran Bisa Atasi Utang Jokowi

KAMIS, 04 JULI 2024 | 14:43 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Jumlah warisan utang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mencapai Rp8.353 triliun per Mei 2024, membuat warganet yakin utang tersebut tidak akan mampu ditangani pemerintahan selanjutnya yang Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hal tersebut terlihat dari analisis yang dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) terhadap respon masyarakat di media sosial atas dinamika utang di Era Jokowi.

Menurut  Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, pihaknya melakukan penyortiran terhadap 22,189 perbincangan mengenai utang Jokowi pada periode 15 Juni 2024-1 Juli 2024 di Twitter oleh 18,977 akun.


Hasilnya, 72,5 persen netizen Indonesia kata Eko pesimis bahwa utang tersebut akan mampu diselesaikan oleh Prabowo-Gibran  dalam lima tahun mendatang. Sementara 27,5 persen lainnya merasa optimis.

"Hal ini menggambarkan betapa para penggiat sosial media itu sudah merasa bahwa kondisi keuangan negara dinilai sudah terlalu buruk sehingga optimismenya menipis," kata Eko dalam Diskusi Publik Warisan Utang Jokowi secara daring pada Kamis (4/7).

Menurut Eko, kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap kemampuan Prabowo dalam menangani utang Jokowi itu dinilai realistis.

Pasalnya, setiap tahun presiden terpilih itu harus merogoh kas negara Rp800 triliun setiap tahunnya pada 2025-2027 untuk membayar utang yang jatuh tempo senilai Rp3.749 triliun untuk periode 2025-2029 mendatang.

"(Kekhawatiran warganet) itu saya rasa sangat realistis, bayangkan saja 2025, 2026, 2027 utang yang jatuh tempo itu harus dibayar Rp800 T setiap tahunnya. Itu harus kita keluarkan dulu untuk bayar utang yang sudah jatuh tempo, ini kita belum bicara utang yang baru," tuturnya.

Sementara itu, 27,5 persen warganet lainnya merasa optimis bahwa Prabowo dapat mengatasi utang tersebut dengan cara menambah pendapatan negara.

Dikatakan Eko, publik menilai bahwa kebijakan baru saat ini, seperti peningkatan pajak dianggap dapat menambah kas negara untuk mengatasi utang tersebut.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya