Berita

Pasien anak yang dirawat apoteker Sami Hamid di klinik darurat di kamp Deir al-Balah, Gaza/Net

Dunia

Penyakit Kulit Berbahaya Serang Anak-anak Gaza

KAMIS, 04 JULI 2024 | 07:08 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Di tengah perang yang berkecamuk dan kondisi memprihatinkan di kamp-kamp pengungsi Gaza, anak-anak di sana kini menghadapi wabah penyakit kulit yang cukup berbahaya.

Salah satu pengungsi berhama Wafaa Elwan mengatakan anaknya yang berusia lima tahun tidak bisa tidur sepanjang malam karena terus menggaruk tubuhnya.

Elwan melihat ada bercak  putih dan merah di kaki anak laki-lakinya tersebut.


“Anak saya tidak bisa tidur sepanjang malam karena dia tidak bisa berhenti menggaruk tubuhnya,” ujarnya dengan ekspresi cemas, seperti dimuat AFP pada Rabu (4/7).

Putra Elwan adalah salah satu dari banyak warga Gaza yang menderita infeksi kulit mulai dari kudis hingga cacar air, kutu, impetigo, dan ruam lain yang membuat kondisi mereka semakin lemah dan menderita.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejak perang Gaza meletus 7 Oktober lalu, lebih dari 150.000 orang di wilayah Palestina telah terjangkit penyakit kulit akibat tinggal di tenda-tenda yang kumuh.

“Kami tidur di tanah, di pasir tempat keluarnya cacing di bawah kami,” kata Elwan.

Keluarga Elwan adalah satu dari ribuan orang yang tinggal di daerah berpasir dekat laut dekat kota Deir al-Balah di Gaza tengah. Elwan yakin infeksi tidak bisa dihindari.

“Kami tidak bisa memandikan anak kami seperti dulu. Tidak ada produk kebersihan dan sanitasi untuk kami mencuci dan membersihkan tempat itu," ungkapnya.

Elwan menjelaskan bahwa awalnya mereka bisa mandi di laut Mediterania, tetapi karena polusi terus meningkat akibat perang, maka air laut sudah tidak layak digunakan.

"Laut dipenuhi limbah. Bahkan mereka membuang sampah dan serbet bayi ke laut," kata dia.

WHO telah melaporkan 96.417 kasus kudis dan kutu sejak dimulainya perang di Gaza, 9.274 kasus cacar air, 60.130 kasus ruam kulit dan 10.038 kasus impetigo.

Kudis dan cacar air tersebar luas di wilayah pesisir Palestina, menurut Sami Hamid, seorang apoteker yang menjalankan klinik darurat di kamp Deir al-Balah.

Dua anak laki-laki di klinik tersebut menunjukkan puluhan luka gores dan koreng khas akibat cacar air yang tersebar di tangan, kaki, punggung, dan perut mereka.

Karena kekurangan obat-obatan, Hamid mengoleskan losion kalamin pada kulit anak laki-laki tersebut untuk meredakan rasa gatal.

"Wabah penyakit kulit pada anak-anak semakin menyebar karena kurangnya air bersih," kata Hamid.

Mohammed Abu Mughaiseeb, koordinator medis di Gaza untuk Doctors Without Borders (MSF) menjelaskan bahwa panas cuaca meningkatkan keringat dan penumpukan kotoran yang menyebabkan ruam dan alergi, yang jika digaruk dapat menyebabkan infeksi.

“Orang-orang tidak lagi tinggal di rumah, tidak ada kebersihan yang layak,” Ujarnya.

Menurut Mughaiseeb, anak-anak Gaza sudah sangat rentan terhadap penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka terganggu akibat kekurangan gizi.

Dia khawatir akan munculnya penyakit kulit lain seperti leishmaniasis, yang bisa berakibat fatal dalam bentuk paling mematikan.

Laporan PBB menyebut 1,9 juta dari 2,4 juta populasi Gaza telah mengungsi. Mereka hidup di kamp-kamp yang kumuh dan saluran toilet yang sangat tidak teratur sehingga penyebaran penyakit bisa sangat cepat terjadi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya