Rektor Cyber University, Gunawan Witjaksono/Ist
Serangan siber terhadap Pusat Data Nasional (PDN) menyedot perhatian publik. Seringnya situs-situs pemerintah terkena serangan hacker juga banyak menjadi perbincangan.
Apalagi serangan tersebut tidak bisa diantisipasi dan bahkan data-data penting rakyat Indonesia tidak bisa pulih atau dikembalikan.
Rektor Cyber University, Gunawan Witjaksono mengatakan bahwa serangan tersebut memiliki konsekuensi yang serius. Ia menjelaskan ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan merespons insiden semacam itu.
“Untuk meningkatkan keamanan, sangat penting menerapkan kontrol akses yang kuat di dalam pusat data. Salah satu langkah pentingnya adalah penggunaan otentikasi multi-faktor (MFA) untuk semua pengguna,” kata Gunawan, dalam keterangan tertulis, Selasa (2/7).
Menurutnya, hal ini akan meningkatkan lapisan keamanan dengan melengkapi bukan hanya sekadar kata sandi untuk mengakses sistem. Termasuk
backup data secara teratur adalah praktik mendasar untuk menjaga integritas data dan memastikan kelangsungan bisnis jika terjadi serangan atau kegagalan sistem.
“Keamanan jaringan adalah komponen penting dalam melindungi pusat data dari ancaman siber. Menggunakan firewall dan sistem deteksi dan pencegahan intrusi (IDS/IPS) membentuk garis pertahanan pertama terhadap akses tidak sah dan aktivitas berbahaya,” kata Gunawan.
Meningkatkan kesadaran tentang serangan ransomware dan rekayasa sosial sangat penting, karena ini adalah metode umum yang digunakan oleh pelaku siber untuk mendapatkan akses tidak sah.
Cyber University sebagai
The First Fintech University menawarkan beberapa mata kuliah tentang keamanan data.
“Jadi jika ingin belajar tentang
Cyber Security bisa kuliah di Cyber University,” pungkas Gunawan.