Aksi protes warga Israel mengecam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 22 Juni lalu/Net
Hasil survei yang dirilis saluran TV swasta Israel Channel 12 pada Minggu (30/6) menunjukkan bahwa 66 persen warga ingin Netanyahu pensiun dan hengkang dari perpolitikan.
Sementara itu ada 27 persen suara yang mendukung agar Netanyahu tetap menjabat dan mengikuti pemilu mendatang untuk memperpanjang masa jabatan ketujuh.
Jajak pendapat lain yang dilakukan surat kabar Maariv menunjukkan Ketua Partai Persatuan Nasional, Benny Gantz memiliki elektabilitas lebih tinggi dibanding Netanyahu untuk jabatan perdana menteri.
Mengingat keengganan Netanyahu, kemungkinan pemilu Israel yang dipercepat tidak dilakukan dalam waktu dekat.
Pemerintahan Netanyahu menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu.
Lebih dari 37.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 86.500 orang terluka.
Netanyahu menghadapi serangkaian protes dari warga Israel karena gagal mengembalikan 120 sandera yang tersisa di Gaza.
Proposal gencatan senjata tiga fase yang digariskan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dinilai menjadi satu-satunya harapan untuk pengembalian sandera.
Tetapi nyatanya Israel, khususnya Netanyahu tidak menggubris proposal tersebut dan bersikeras menghancurkan Hamas lebih dulu.
Kebijakan inilah yang dikecam keluarga korban sandera, pasalnya semakin lama gencatan senjata diraih, maka semakin banyak dari mereka yang terbunuh akibat perang.