Berita

Tangkapan layar diskusi virtual "Manfaat dan Mudharat Starlink untuk Indonesia"/Repro

Politik

Starlink Bisa Bermanfaat Selama Kedaulatan Negara Tetap Terjaga

SENIN, 01 JULI 2024 | 05:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Keberadaan Starlink sebagai provider internet di Indonesia masih terus menjadi polemik. Publik pun masih memantau sejauh mana manfaat yang didapat masyarakat dibanding mudharatnya dari perusahaan milik taipan asal Amerika Serikat, Elon Musk, ini.

Akademisi Dr Ummi Azizah Rachmawati mengakui kalau Starlink telah memberi perubahan dalam tatanan penyedia internet di tanah air. Bahkan dengan kecepatan yang disediakan, Starlink dinilai akan memberi manfaat bagi perusahaan yang butuh jaringan supercepat terkait pekerjaan yang dilakukan.

"Dari sisi teknologi memang sangat bagus dan sangat membantu manusia, apalagi kita sekarang sudah berada di er 5G. Kalau dari segi teknologi tidak ada pertanyaan apakah ini ada manfaatnya atau mudharatnya, dari sisi teknologi ini akan menguntungkan," jelas Dekan Fakultas Teknologi Universitas Yarsi ini dalam diskusi virtual bertajuk "Manfaat dan Mudharat Starlink untuk Indonesia" yang diunggah kanal YouTube Forum Insan Cita, Minggu malam (30/6).


Di sisi lain, Ummi Azizah mengungkap isu miring terkait keberadaan satelit Starlink. Di mana sejumlah astronom sudah mulai komplain karena bentuk dari satelit Starlink yang banyak menjadi seperti komet.

"Jumlah satelit ini yang banyak memunculkan reflektif yang mengganggu teleskop dan menyulitkan astronom untuk mempelajari objek-objek di luar angkasa," jelasnya.

Selain itu, ada tantangan ke depan terkait kebijakan. Di mana Pemerintah Indonesia harus aware terkait lalu lintas di luar angkasa. Apalagi satelit Starlink termasuk berada di orbit rendah.

"Kalau kita rely on Space X, maka kedaulatan Indonesia menjadi dipertanyakan. Karena kedaulatan kita sudah diambil Elon Musk dengan Space X-nya," terang Ummi Azizah.

Apalagi, perusahaan seperti Starlink di dunia ini sudah cukup banyak. Dan satelit mereka termasuk low orbit. Dan ini akan menjadi masalah bagi kedaulatan Indonesia.

"Masalah kedaulatan, masalah keamanan data, dan dampak-dampak lain seperti mungkin terhadap cuaca dan ekosistem di angkasa, atau bagi satwa-satwa yang mengandalkan angkasa untuk bermigrasi," paparnya.

Ummi Azizah pun menyarankan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan asing.  Sehingga hal ini bisa mendorong perkembangan perusahaan lokal.

"Sehingga kolaborasi ini bisa saling menguntungkan dan datanya menjadi lebih save," pungkas Ummi Azizah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya