Berita

Anies Baswedan/Ist

Publika

Anies Diusung Empat Partai?

OLEH: TONY ROSYID*
SELASA, 25 JUNI 2024 | 15:00 WIB

KALAU mau menang, ya usung Anies Baswedan. Kira-kira itu gambaran elektabilitas Pilgub Daerah Khusus Jakarta (DKJ) saat ini.

"Elektabilitas Anies amat sangat mendominasi dalam semua survei," kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

"Anies rangking 1, capek juga orang hadapi Anies di Jakarta," sambungnya.

Pilihan realistis bagi semua partai, khususnya PKS, Nasdem, PKB dan juga PDIP adalah mengusung Anies. Pada prinsipnya, partai-partai itu ingin mengusung yang menang. Indikator kemenangan paling mendasar adalah hasil survei.

Berdasarkan hasil survei, suara Anies sekitar 40 persen. Disusul Ahok sekitar 17 persen. Ridwan Kamil ada di posisi ketiga yaitu 15 persen. Nama-nama lain dapat di bawah 5 persen. Termasuk Sandiaga Uno, Heru Budi Hartono, Sohibul Iman dan Ahmad Sahroni. Elektabilitas mereka di bawah lima persen.

Mengapa PKS memajukan Sohibul Iman untuk menjadi cagub DKJ, sementara dari sisi elektabilitas masih sangat rendah?

Selama ini, nama Sohibul Iman belum muncul. Baru kali ini, PKS coba test the water. Ketika nama Sohibul Iman dimunculkan, PKS akan melihat pasar. Bagaimana respons publik kepada Sohibul Iman: diterima atau ditolak.

Kalau elektabilitasnya naik signifikan pasca deklarasi, maka Sohibul Iman bisa terus didorong. Tapi, jika respons pasar rendah, maka PKS akan bersikap realistis. PKS akan menurunkan posisi tawar Sohibul Iman menjadi cawagub. Ini hal yang biasa dilakukan oleh setiap parpol.

PKS adalah partai pemenang pemilu di DKJ. PKS mendapatkan 18 kursi. Wajar kalau kemudian PKS mengajukan kadernya untuk maju sebagai cagub. Hanya butuh tambahan empat kursi, PKS bisa majukan kadernya.

Partai-partai lain akan memantau elektabilitas Sohibul Iman pasca deklarasi. Jika respons pasar bagus dan elektabiltas Sohibul Iman naik signifikan, maka akan banyak partai yang merapat, jalin komunikasi dan bahkan ikut bergabung. Bersama PKS mengusung Sohibul Iman sebagai cagub. Partai-partai yang bergabung akan berebut cawagub.

Sebaliknya, jika respons pasar sepi dan elektabilitas Sohibul Iman tetap rendah, maka tidak akan ada parpol yang tertarik.

Kecuali jika istana membuat keputusan untuk mengambil posisi cawagub yang akan mendampingi Sohibul Iman. Seandainya istana berpikir yang penting bagaimana menyingkirkan Anies dari PKS, lalu mendukung cagub dari PKS, maka, ini akan menjadi dinamika tersendiri.

Apalagi yang ditawarkan jadi cawagub itu Kaesang Pangarep. Seandainya ini benar-benar terjadi, apakah PKS akan terima tawaran istana itu? Tidak otomatis juga. Lagi-lagi, PKS akan membuat kalkulasi dengan memasukkan aspirasi konstituen sebagai bagian dari variable dan pertimbangan penting.

Jelang pendaftaran Pilgub 27 Agustus 2024, ada waktu sekitar dua bulan bagi Sohibul Iman dan PKS untuk menguji pasar. Melakukan branding dan memasarkan Sohibul Iman. Dari hasil survei ini akan jadi keputusan PKS untuk menentukan apakah akan terus dorong Sohibul Iman nyagub, atau hanya mengambil posisi cawagub.

PKS sudah mendapat tawaran jadi cawagub Ridwan Kamil dengan dukungan Golkar, Gerindra, PAN dan Demokrat, plus dua istana. Dari sisi ini, PKS aman. Aman tiket dan aman logistik. Plus tawaran-tawaran lain, tentu saja.

Tapi, PKS selalu melihat respons dan mendengar aspirasi konstituen. Oke, jalan. Gak oke, tahan. Nampaknya, konstituen PKS lebih merekomendasikan PKS mendukung dan mengusung Anies Baswedan. Track record Anies lima tahun di Jakarta dianggap sukses dan positif di mata konstituen PKS. Selain tentu saja, peluang menang Anies sangat besar.

Sangat realistis jika PKS kemudian mengajukan cawagub, dalam hal ini adalah Sohibul Iman untuk mendampingi Anies. Dengan catatan, elektabilitas Sohibul Iman tidak bisa naik secara signifikan.

Partai-partai yang bakal calonkan Anies mesti bisa melihat bahwa PKS adalah partai pemenang dan telah mendapatkan tawaran dari koalisi istana untuk menjadi  cawagub.

Dengan menerima PKS sebagai cawagub Anies, peluang menang pasangan Anies-Sohibul Iman sangat besar dibanding ketika Anies disandingkan dengan yang lain.

Kenapa? Karena Anies punya irisan pemilih dengan PKS. Selain PKS partai pemenang dan punya mesin politik yang bisa bekerja dengan sangat baik.

*Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Populer

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Bey Machmudin akan Serius Tangani Judi Online di Jabar yang Tembus Rp3,8 T

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:20

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

UPDATE

Nyaris Dipermalukan Slovakia, Inggris Susah Payah ke Perempat Final

Senin, 01 Juli 2024 | 01:53

Tokoh Pemuda Maluku Ingatkan SKK Migas Segera Tuntaskan LNG Abadi Masela dan Blok Seram

Senin, 01 Juli 2024 | 01:34

PAN Medan: Zulkifli Hasan Pantas Kembali Memimpin hingga 2030

Senin, 01 Juli 2024 | 01:08

Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Pangandaran, Tak Berpotensi Tsunami

Senin, 01 Juli 2024 | 00:41

Prabowo Bersyukur Operasi Kaki Kiri di RSPPN Berjalan Lancar

Senin, 01 Juli 2024 | 00:25

Bongkar 54 Kasus, Kapolres Lampura Terima Penghargaan

Minggu, 30 Juni 2024 | 23:59

Bapanas Pastikan Harga Pangan dalam Kondisi Stabil

Minggu, 30 Juni 2024 | 23:29

Suhu Jemaah Haji Dicek saat Tiba di Asrama

Minggu, 30 Juni 2024 | 22:39

Ahmed Zaki Iskandar Ngaku Belum Cukup Populer di Jakarta

Minggu, 30 Juni 2024 | 22:16

Istilah Tamak Tak Ada dalam Unsur Delik yang Didakwakan

Minggu, 30 Juni 2024 | 21:42

Selengkapnya