Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net
Fase pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza sudah mereda dan pasukan Israel bisa saja dialihkan untuk perang berikutnya di Lebanon.
Skenario itu disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam sebuah wawancara TV Channel 14, seperti dimuat PBS News pada Senin (24/6).
Netanyahu menjelaskan serangan di Rafah masih akan terus berjalan, namun pasukan yang dikerahkan menjadi lebih sedikit. Sehingga Israel memiliki peluang besar untuk memindahkan pasukan yang lebih besar dekat perbatasan Lebanon.
“Kami akan memiliki kemungkinan untuk memindahkan sebagian pasukan kami ke utara, dan kami akan melakukan itu,” ujarnya.
Netanyahu berbicara ketika menteri pertahanannya, Yoav Gallant, berada di Washington untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Amerika mengenai perang dan ketegangan dengan Lebanon.
Bulan depan, Netanyahu sendiri diundang untuk berpidato di depan Kongres. Beberapa anggota Partai Demokrat, yang marah atas perselisihan antara Netanyahu dan Biden, mengatakan mereka tidak akan hadir.
Kelompok militer Lebanon, Hizbullah mulai melakukan serangan lintas batas terhadap Israel sejak perang Gaza meletus 7 Oktober lalu.
Hampir setiap hari keduanya saling baku tembak, namun pertempuran semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran.
Hizbullah jauh lebih kuat dari Hamas, dan membuka front baru akan meningkatkan risiko perang yang lebih besar di kawasan yang melibatkan proksi Iran lainnya dan mungkin Iran sendiri akan terlibat.
Utusan Gedung Putih Amos Hochstein pekan lalu berada di wilayah tersebut untuk bertemu dengan para pejabat di Israel dan Lebanon dalam upaya menurunkan ketegangan. Namun pertempuran terus berlanjut.
Hizbullah mengatakan mereka akan terus memerangi Israel sampai gencatan senjata tercapai di Gaza.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, pekan lalu memperingatkan Israel agar tidak melancarkan perang, sebab pihaknya memiliki senjata dan kemampuan intelijen baru yang dapat membantunya menargetkan posisi yang lebih penting di wilayah Tel Aviv.
Ancaman ini menyusul keberhasilan drone mereka menyusup ke wilayah Israel dan merekam situs-situs penting dan rahasia di sana.