Berita

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini/Net

Politik

UKT Mahal karena Alokasi Dana untuk Dikti Hanya 1,1 Persen

MINGGU, 23 JUNI 2024 | 14:03 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Biaya uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi sangat mahal karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi hanya mengalokasikan anggaran 1,1 persen.

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini, berpendapat, anggaran pendidikan tinggi seperti UI, UGM, ITB, UB, Undip dan lainnya hanya Rp7 triliun, dari total anggaran pendidikan di diperoleh Kemendikbud dari APBN.

Itulah yang menjadi alasan sejumlah perguruan tinggi nasional harus menaikkan biaya UKT.


"Hanya 1,1 persen dari total anggaran 20 persen APBN. Perguruan tinggi negeri dipaksa mencari anggaran sendiri dengan cara mengeruk uang dari mahasiswa, sehingga pendidikan tinggi tidak lebih dari pasar, ada uang ada barang," katanya, lewat keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu (23/6).

Tidak adanya anggaran yang cukup dari pemerintah, kata Didik, perguruan tinggi negeri akhirnya melupakan kualitas dan tugas membangun daya saing bangsa, mandek mencari inovasi teknologi untuk kemajuan, dan tertinggal dalam riset mendalam.

"Mereka kemudian menumpuk mahasiswa, menggelar pola pengajaran ala kursus-kursus yang lazim ada di banyak kota di Indonesia," katanya.

Karena itu, sambung Didik, setidaknya 10-20 universitas utama di Indonesia hanya menjadi universitas kelas underdog di Asia, apalagi di dunia.

"Tidak usah dibandingkan dengan NUS di Singapura (ranking 8 dunia), dengan UKM Malaysia saja ketinggalan jauh," sesalnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya