Berita

Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, Sandeep Chakravorty di acara International Day of Yoga di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI pada Jumat, 21 Juni 2024/RMOL

Dunia

40.000 Warga India Dirawat karena Cuaca Panas, Dubes Chakravorty: Kita Semua Korban Iklim

JUMAT, 21 JUNI 2024 | 17:55 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam tiga bulan terakhir, ratusan warga India tewas dan 40.000 lainnya dirawat karena penyakit yang berkaitan dengan gelombang panas.

Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, Sandeep Chakravorty menilai panas ekstrem di negaranya berkaitan dengan perubahan iklim.

Menurut Dubes, fenomena ini bukan hal baru dan tidak hanya dihadapi India. Di Indonesia hampir tidak ada hujan padahal sudah masuk musim hujan, kemudian baru-baru ini 550 jemaah haji di Arab Saudi juga meninggal dunia karena cuaca panas yang mencapai 50 derajat celcius.


"Gelombang panas telah menjadi tantangan global dan India hanyalah sebuah manifestasi dari masalah global. Saya pikir kita semua adalah korban perubahan iklim," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL di acara International Day of Yoga di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI pada Jumat (21/6).

Dubes mengatakan, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi akan terus berusaha memastikan bahwa masyarakat India tidak menderita karena sengatan panas.

"Kami berusaha memastikan bahwa masyarakat tidak menderita. Pemerintah menyediakan listrik dan fasilitas lainnya untuk warga," ungkapnya.

Miliaran orang di seluruh Asia sedang bergulat dengan panas ekstrem, sebuah tren yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan ada lebih dari 40.000 kasus dugaan serangan panas dan setidaknya 110 kematian yang terkonfirmasi antara tanggal 1 Maret dan 18 Juni.

Suhu di India utara telah melonjak hingga hampir 50 derajat Celcius, salah satu gelombang panas terpanjang yang pernah tercatat di negara Asia Selatan tersebut.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya