Berita

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang pada Rabu, 19 Juni 2024/Net

Dunia

Barat Ketar-ketir, Rusia dan Korea Utara Teken Pakta Pertahanan Baru

KAMIS, 20 JUNI 2024 | 11:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pakta pertahanan yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama kunjungan di Pyongyang pada Rabu (20/6), semakin membuat Barat khawatir.

Pasalnya, Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif mencakup klausul yang mengharuskan kedua negara saling membantu jika mereka diserang.

Perjanjian tersebut menggantikan perjanjian sebelumnya yang ditandatangani pada tahun 1961, 2000, dan 2001.

Perjanjian tahun 1961 antara Uni Soviet dan Korea Utara menetapkan intervensi militer otomatis jika salah satu negara diserang. Tetapi pakta itu batal setelah Uni Soviet runtuh.

Adapun perjanjian tahun 2000 tidak mencakup aliansi militer. Oleh sebab itu, perjanjian tahun 2024 ini sangat jelas menandakan kebangkitan sikap Rusia yang lebih positif terhadap Korea Utara.

Kim menyebut kesepakatan tersebut adalah sebagai perjanjian terkuat yang pernah ada antara kedua negara, menempatkan hubungan pada tingkat aliansi, dan berjanji memberikan dukungan penuh terhadap perang Rusia di Ukraina.

Sementara Putin mengatakan bahwa pakta keamanan ini mencerminkan keinginan bersama untuk membawa hubungan ke tingkat yang lebih tinggi.

Meskipun cakupan penuh dari pakta baru ini masih dirahasiakan, hubungan militer yang semakin erat antara Rusia dan Korea Utara telah menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara Barat mengenai potensi implikasinya terhadap keamanan regional dan konflik yang sedang berlangsung.

Mengutip enam pejabat senior AS, jaringan berita AS mengatakan pemerintahan Biden khawatir Rusia mungkin membantu Korea Utara menyelesaikan langkah-langkah akhir yang diperlukan untuk mengerahkan kapal selam bersenjata nuklir.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa perang Rusia di Ukraina didukung oleh negara-negara seperti Korea Utara, dia memperingatkan potensi timbal balik yang akan memperparah konflik.

“Kami tentu juga prihatin dengan potensi dukungan yang diberikan Rusia kepada Korea Utara mendukung program rudal dan nuklir mereka," ujarnya sebelum KTT NATO baru-baru ini, seperti dimuat The Guardian.

Kerja sama militer apa pun yang meningkatkan kemampuan Korea Utara dapat dilihat sebagai pelanggaran terhadap sanksi internasional yang dikenakan terhadap negara tersebut, khususnya terkait dengan rudal balistik dan program nuklirnya.

Dengan Rusia yang mempunyai hak veto di Dewan Keamanan PBB, terdapat kekhawatiran yang meningkat bahwa penguatan hubungan ini akan semakin melemahkan kontrol terhadap program senjata Korea Utara.

Pada bulan Maret, Rusia memveto pembaruan panel ahli PBB yang memantau sanksi Korea Utara, sehingga menimbulkan tuduhan bahwa Moskow dan Pyongyang berusaha menghindari pengawasan senjata.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya