Berita

Presiden Jokowi/Net

Bisnis

Di Tangan Jokowi, Rupiah Anjlok Hingga 40 Persen

SENIN, 17 JUNI 2024 | 19:10 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Nilai tukar (kurs) rupiah tercatat anjlok hingga 40 persen selama 10 tahun masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dengan masa kepemimpinan Jokowi yang tersisa sekitar empat bulan lagi, nilai tukar rupiah itu justru terus melemah ke atas Rp16.400 ribu per dolar AS dalam sepekan terakhir.

Nilai tersebut anjlok hingga 41,38 persen dibandingkan periode awal ketika Jokowi menjabat pada 2014 lalu, di mana kurs rupiah masih berada di posisi Rp11.600 per dolar AS.

Padahal, ketika Jokowi berkontestasi di Pilpres 2014, ia mengumbar janji bahwa nilai tukar bakal menguat di kisaran Rp10 ribu per dolar AS di bawah kepemimpinannya.

Selain janji rupiah menguat, Jokowi juga pernah menyampaikan bahwa angka pertumbuhan ekonomi akan bertengger di level 6-7 persen.

Namun, lagi-lagi janji itu tidak berwujud, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mampu di kisaran 5 persen ke atas.

Berdasarkan data yang dikutip dari Google Finance, pergerakan rupiah pada pukul 18.00 WIB kembali melemah 0,21 persen ke posisi Rp16.452 per dolar AS.

Rupiah terus menunjukkan tren melemah dalam setahun terakhir. Terutama sejak Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga ke level 5,25-5,50 pada Juli 2023 dan masih menahannya sampai saat ini.

Kebijakan suku bunga sendiri memang menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar suatu mata uang.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual memprediksi bahwa melemahnya mata uang ini terjadi lantaran para investor telah direlokasi ke negara yang valuasinya lebih menarik seperti Jepang, dan negara lainnya.

 "Ada sentimen negatif di pasar modal. Investor saham banyak yang realokasi ke pasar saham negara lain yang valuasinya menarik seperti China, India dan Jepang," kata David kepada Kantor Berita Politik RMOL, pada Sabtu (15/6).

Berdasarkan sentimen tersebut, David memprediksi bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.000-Rp16.500 per dolar AS dalam jangka pendek.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya