Berita

Hasil udang Indonesia/Ist

Bisnis

Indonesia Mulai Lirik Pasar Udang Potensial Selain AS

JUMAT, 14 JUNI 2024 | 16:36 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan langkah antisipatif terhadap dampak kasus anti dumping udang beku Indonesia di pasar Amerika Serikat (AS) melalui diversifikasi pasar ke beberapa negara potensial.

"Kita perlu optimalkan pasar potensial dimana pangsa pasar udang Indonesianya masih kecil," jelas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (14/6).

Berdasarkan data ITC Export Potential, udang mentah beku Indonesia (HS 030617) masih memiliki peluang di pasar Tiongkok dan Jepang. Sementara udang matang beku (HS 160521) potensial untuk pasar Jepang, Australia, dan Korea Selatan. Budi memaparkan potensi peluang pasar ke keempat negara tersebut mencapai USD 800 juta, setara dengan volume 121 ribu ton udang beku.

"Artinya ada peluang pasar alternatif, mengingat kualitas udang kita tak kalah dengan negara lain. Upaya diversifikasi pasar udang Indonesia tentunya perlu didukung peningkatan efisiensi usaha di budi daya, pengolahan dan logistik sehingga harga udang Indonesia lebih kompetitif,” jelasnya.

Terkait Pengenaan tarif anti dumping dan countervailing duties (CVD) membuat udang beku Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar Amerika Serikat, Budi memastikan KKP terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kemenko Marves dan para pelaku udang di hulu-hilir guna memastikan kelancaran ekspor ke Amerika Serikat (AS).

Selain itu, KKP telah mengirimkan surat kepada Kedubes RI di Washington DC untuk mendapatkan dukungan komunikasi dengan otoritas AS. Hal ini diperlukan dalam proses hearing guna pembelaan terhadap hasil preliminary determination margin dumping udang beku Indonesia.

"Kami terus bergerak melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menyikapi tuduhan otoritas AS terhadap udang dari Indonesia," tegas Budi.

Senada, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana memaparkan udang Indonesia di pasar Tiongkok masih terbuka yang ditunjukkan dengan gap peluang ekspor sampai tahun 2028 diperkirakan sebesar USD 544 juta.

"Khusus pasar Tiongkok, harga udang kita masih dapat bersaing dengan Ekuador," urai Erwin.

Adapun di pasar Jepang gap peluang ekspor udang hingga tahun 2028 diperkirakan mencapai USD 214 juta.  Dikatakannya, Jepang merupakan pasar optimis bagi udang beku dan udang olahan Indonesia.

"Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara penyuplai udang terbesar ke pasar Jepang dengan pangsa pasar 16,5 persen bersaing dengan Vietnam dan Thailand," jelas Erwin.

Selanjutnya Korea Selatan merupakan pasar potensial dengan gap peluang ekspor diperkirakan sebesar USD 26 juta hingga tahun 2028. Kompetitor Indonesia di pasar Korea Selatan antara lain Vietnam dan Thailand.

Sedangkan untuk pasar Australia yang juga merupakan pasar potensial udang memiliki perkiraan gap peluang ekspor sebesar USD 30 juta.

"Kita baru berkontribusi 1,32 persen di pasar udang Australia," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menargetkan, dalam 5 tahun ke depan atau tepatnya di tahun 2029-2030 Indonesia sudah harus kuat di sektor budidaya perikanannya. Ia menekankan, Indonesia harus sudah bisa menguasai beberapa rantai pasok komoditas global seperti udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan tilapia.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Sukses Amankan Pilkada, DPR Kasih Nilai Sembilan Buat Kapolri

Jumat, 29 November 2024 | 17:50

Telkom Innovillage 2024 Berhasil Libatkan Ribuan Mahasiswa

Jumat, 29 November 2024 | 17:36

DPR Bakal Panggil Kapolres Semarang Imbas Kasus Penembakan

Jumat, 29 November 2024 | 17:18

Pemerintah Janji Setop Impor Garam Konsumsi Tahun Depan

Jumat, 29 November 2024 | 17:06

Korsel Marah, Pesawat Tiongkok dan Rusia Melipir ke Zona Terlarang

Jumat, 29 November 2024 | 17:01

Polri Gelar Upacara Kenaikan Pangkat, Dedi Prasetyo Naik Bintang Tiga

Jumat, 29 November 2024 | 16:59

Dubes Najib Cicipi Menu Restoran Baru Garuda Indonesia Food di Madrid

Jumat, 29 November 2024 | 16:44

KPU Laksanakan Pencoblosan Susulan di 231 TPS

Jumat, 29 November 2024 | 16:28

Kemenkop Bertekad Perbaiki Ekosistem Koperasi Kredit

Jumat, 29 November 2024 | 16:16

KPK Usut Bau Amis Lelang Pengolahan Karet Kementan

Jumat, 29 November 2024 | 16:05

Selengkapnya