Berita

Presiden Republik Sosialis Vietnam, To Lam.

Dunia

Presiden Vietnam Panggil Dubes China, Minta Saling Menghormati Kepentingan Masing-masing

JUMAT, 14 JUNI 2024 | 01:48 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Presiden Republik Sosialis Vietnam To Lam meminta Republik Rakyat China memahami arti penting penanganan sengketa maritim di antara kedua negara dengan menghormati kepentingan masing-masing negara.

Permintaan ini disampaikan Presiden To Lam dalam pertemuannya dengan Duta Besar Tiongkok untuk Hanoi, Xiong Bo, hari Selasa lalu (14/6).

China yang berbatasan langsung dengan Vietnam merupakan mitra dagang terbesar Vietnam. Namun, kedua negara bertetangga yang diperintah Partai  Komunis itu terlibat dalam perselisihan maritim yang berkepanjangan di Laut China Selatan.

Presiden Lam menekankan perlunya kedua negara menghormati kepentingan sah masing-masing negara. Ia menyerukan upaya aktif untuk menemukan solusi yang memuaskan sesuai dengan hukum internasional.

Sebelum pertemuan itu, Kementerian Luar Negeri Vietnam menyatakan keprihatinan mendalam atas kehadiran kapal survei China di zona ekonomi eksklusif Vietnam. Masalah ini menggarisbawahi ketegangan yang sedang berlangsung antara kedua negara mengenai batas maritim dan eksplorasi sumber daya.

Terlepas dari perselisihan ini, Lam menegaskan kembali bahwa mengembangkan persahabatan dan kerja sama dengan China tetap merupakan pilihan strategis dan prioritas dalam kebijakan luar negeri Vietnam. Beliau menyoroti perlunya memperkuat konektivitas kereta api dan mendorong Tiongkok untuk lebih membuka pasarnya bagi produk pertanian Vietnam.

Pada bulan Desember, selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Hanoi, Vietnam dan Tiongkok menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama, termasuk yang berkaitan dengan pembangunan perkeretaapian.

Lam menegaskan kembali pentingnya perjanjian-perjanjian ini dan potensi manfaat yang dapat diberikan kepada kedua negara.


Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya