Diskusi ilmiah bertajuk "Figur Gubernur Aceh pada Pilkada Serentak", di Universitas Syiah Kuala, Kamis (13/6)/RMOLAceh
Provinsi Aceh membutuhkan sosok pemimpin yang ideal. Seperti memiliki karakter pemenang, berkomitmen, terbuka, dan menerima berbagai masukan atau saran.
“Maka ini yang terpenting, tidak hanya berbicara soal fee dan proyek. Tapi masa depan Aceh yang lebih baik,” kata pengamat ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK), Rustam Effendi, dalam diskusi ilmiah bertajuk "Figur Gubernur Aceh pada Pilkada Serentak", di USK, Kamis (13/6).
Menurut Rustam, sosok pemimpin yang cerdas dan punya
political will memang sangat dibutuhkan. Namun apabila tidak punya beberapa karakter yang mumpuni akan sia-sia.
“Karena itu kunci kegagalan," jelasnya.
Sementara, Rektor USK, Profesor Marwan mengatakan, siapapun gubernur yang terpilih harus mampu menyelesaikan persoalan ekonomi dan pendidikan di Aceh. Sehingga berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Pendidikan semakin baik berdampak juga pada perekonomian. Ini dua hal yang perlu diselesaikan dan juga perlu sinergis semua pihak," kata Prof Marwan.
Selain itu, menurut Marwan, pemimpin Aceh juga harus memiliki nilai tawar yang tinggi. Seperti cakap dalam berkomunikasi, baik dengan masyarakat maupun dengan pihak lain.
"Nilai tawar tentu ada, cuma sejauh mana. Semua punya potensi, kita harap semua (gubernur) perlu dikedepankan dan disampaikan ke masyarakat,” ujarnya.
Prof Marwan menekankan pentingnya fokus gubernur pada visi dan misi yang telah disusun serta peraturan yang sudah dibuat. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan menjadi perhatian utama.
"Bagaimana kita meningkatkan kualitasnya, sekolahnya, gurunya, soal pendidikan bukan hanya di sekolah itu juga lingkungan juga harus mendukung,” sebutnya.