Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Gara-gara Inflasi, 1.009 Perusahaan Jepang Bangkrut pada Mei 2024

RABU, 12 JUNI 2024 | 14:29 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sebanyak 1.009 perusahaan di Jepang tercatat bangkrut pada Mei 2024. Angka tersebut melonjak 42,9 persen dibandingkan tahun lalu.

Seperti dikutip Japan Times, Rabu (12/6), laporan yang rilis oleh perusahaan riset kredit Tokyo Shoko Research itu sangat mengejutkan.

Pasalnya, angka kebangkrutan di atas 1.000 perusahaan itu kembali terjadi di Jepang untuk pertama kalinya sejak Juli 2013, ketika dukungan pendanaan untuk usaha kecil berakhir usai krisis keuangan global pada 2008 lalu.

Namun angka terbaru ini muncul saat banyak perusahaan di Jepang sedang berjuang akibat kenaikan harga, dan kekurangan tenaga kerja terutama di sektor jasa dengan 327 perusahaan yang bangkrut.

Dalam data yang dirilis Tokyo Shoko Research, bangkrutnya ribuan perusahaan ini terjadi dalam beberapa kategori, di antaranya terlibat utang, Inflasi dan kesulitan meneruskan usaha di negara itu.

Adapun data tersebut mencakup kebangkrutan perusahaan karena terlilit utang sedikitnya 10 juta yen Jepang atau lebih dari Rp1 miliar.

Sementara, angka kebangkrutan yang terkait dengan kenaikan harga dialami 87 perusahaan, di mana sebagian besar terjadi di industri manufaktur dan transportasi, yang memiliki banyak subkontraktor. Angka ini naik 47,4 persen dibanding tahun lalu.

Selain itu, banyak juga bisnis kecil yang kesulitan untuk meneruskan biaya yang lebih tinggi dalam harga.

Selanjutnya, kebangkrutan juga terjadi pada 67 perusahaan lainnya yang menggunakan program pinjaman tanpa bunga dan agunan yang diperkenalkan selama pandemi Covid-19.

Perusahaan riset itu memperingatkan bahwa jumlah kebangkrutan terkait inflasi kemungkinan akan kembali meningkat karena banyak perusahaan yang tidak mampu menanggung beban harga yang lebih tinggi di tengah melemahnya yen terhadap dolar.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Tiga Hakim PN Surabaya Tersangka Dugaan Suap Diperiksa di Kejagung

Selasa, 05 November 2024 | 14:04

Beberapa Jam Sebelum Pilpres AS, Korut Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Timur

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Pembiayaan Hijau Jadi Kunci Percepatan SDGs

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Dipimpin Titiek Soeharto, Komisi IV DPR Rapat Bareng Kementan

Selasa, 05 November 2024 | 13:57

Cegah Pelanggaran Etik, DKPP Rakor Bareng 622 Penyelenggara Pemilu

Selasa, 05 November 2024 | 13:53

Susun Prolegnas 2025-2029, Baleg DPR Bahas Revisi UU Hak Cipta

Selasa, 05 November 2024 | 13:51

BPOM Sita Puluhan Ribu Kemasan Latio Imbas Kasus Keracunan

Selasa, 05 November 2024 | 13:45

Laporan Dugaan Gratifikasi Private Jet Kaesang Masih Berproses di KPK

Selasa, 05 November 2024 | 13:36

DKPP Terima 584 Pengaduan Pilkada, Terbanyak di Sumut

Selasa, 05 November 2024 | 13:35

Masih Sakit, Megawati Belum Bisa Bertemu Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 13:20

Selengkapnya