Tangkapan layar tampilan aplikasi NO! THANKS di smartphone/Repro
Aplikasi pembaca barcode yang viral karena disebut bisa mengidentifikasi produk terafiliasi Israel dinilai tidak sepenuhnya efektif sebagai gerakan boikot produk Israel di Indonesia.
Pengamat pasar modal dan praktisi investasi, Desmond Wira mengurai cara kerja aplikasi bernama NO! THANKS yang bisa diunduh melalui smartphone tersebut.
NO! THANKS, kata dia, digunakan untuk membaca
barcode produk dan perusahaan yang telah didaftarkan sebelumnya di aplikasi tersebut. Namun aplikasi tersebut tidak bisa mengidentifikasi hingga ke pemilik saham perusahaan yang diduga terafiliasi Israel.
“Jadi, aplikasi tersebut tidak bisa mengetahui siapa pemilik saham perusahaannya. Cuma mengetahui siapa perusahaan pembuat produk tersebut,” kata Desmond Wira dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/6).
Sementara itu, pengamat konflik timur tengah dan akademisi UIN Jakarta, Masyrofah berpandangan, pro dan kontra soal perusahaan diduga terafiliasi Israel perlu dibuka kepada publik.
Hal ini penting untuk meredam kegaduhan yang terjadi di masyarakat. “Keterbukaan ke publik ini penting karena publik juga harus mengetahuinya,” ujarnya.
Selain itu, publik juga diimbau untuk mendalami secara secara mandiri terhadap perusahaan-perusahaan lokal yang diduga terafiliasi dengan Israel. Salah satunya dengan melihat kepemilikan saham publik.
“Melihat fenomena ini, kita harus lebih teliti dan jeli. Artinya, produk-produk ini juga harus di-
tracing lagi dan perlu diklarifikasi serta dijelaskan agar publik tahu,” tandasnya.