Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Menperin Dukung Industri Kreatif, Imbau agar Saling Berkolaborasi

SENIN, 10 JUNI 2024 | 14:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Indonesia memiliki potensi pasar yang besar ditambah dengan sumber daya manusia (SDM) yang terampil. Dua hal itu diyakini akan membuat Indonesia mampu bersaing di kancah global.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan terus mendorong pelaku industri kreatif di Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang.

Data Statistik Market Insight 2024, yang melaporkan bahwa nilai pasar domestik industri fesyen di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 7,72 miliar dolar AS yang berasal dari tiga sektor utama, yaitu sektor apparel senilai 4,04 miliar dolar AS, sektor aksesoris 2,18 miliar dolar AS, dan sektor alas kaki 1,64 miliar dolar AS.


Selain itu, sektor industri fesyen diproyeksikan terus tumbuh per tahun rata-rata 4,26 persen hingga tahun 2029, dengan nilai pasar hingga 9,6 miliar dolar AS.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan akan terus mendukung pelaku industri dan mengajak mereka saling berkolaborasi.
 
"Angka tersebut masih bisa meningkat, karena seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur nasional," papar Menperin Agus, dikutip Senin (10/6).

Nilai pasar tersebut menjadi peluang bagi pelaku industri kreatif di Indonesia untuk dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, yang artinya bisa merebut pasar domestik di tengah persaingan produk impor.

Menperin memberikan apresiasi kepada para pelaku industri fesyen dan kriya yang turut berkontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

"Saat ini terdapat 962 ribu industri fesyen di dalam negeri, yang terdiri dari sektor tekstil, pakaian jadi, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor tersebut tergolong padat karya, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1,6 juta orang," ungkapnya.

Sementara itu, pertumbuhan untuk konsumsi pakaian, alas kaki dan jasa perawatanya melesat 7,02 persen (y-o-y) pada kuartal II tahun 2023 lalu. “Pertumbuhan setinggi itu belum pernah dicapai, setidaknya sejak tahun 2010 atau 14 tahun terakhir,” imbuhnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya