Berita

Politikus Golkar Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil/Ist

Publika

Dorong RK ke Jakarta, Gerindra-PAN Incar Jabar

OLEH: TONY ROSYID*
MINGGU, 09 JUNI 2024 | 16:38 WIB

RAMAI-ramai parpol, terutama Partai Gerindra dan PAN mendorong Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil untuk ikut Pilgub Jakarta. Elektabilitas Emil tembus sekitar 15 persen. Ini modal awal yang cukup bagus. Meski jauh di bawah Anies Baswedan yang elektabilitasnya mencapai sekitar 40 persen.

Selama Anies dapat tiket nyagub di Jakarta, butuh effort luar biasa bagi Emil untuk bertarung di wilayah eks ibu kota ini.

Sebab, Anies incumbent, punya popularitas sangat tinggi, dan memiliki pendukung dan relawan yang solid dan militan. Terutama jika Anies didukung oleh PKS.

Kunci kesuksesan Emil adalah ketika Emil berhasil menggagalkan PKS mengusung Anies. Jika tidak, Emil harus kerja ekstra untuk mengalahkan Anies di Pilgub Jakarta.

Dukungan penguasa menjadi faktor keharusan jika Emil maju di Pilgub Jakarta. Tanpa back up penguasa, harapan Emil untuk memenangi Pilgub Jakarta sangat tipis.

Kabar yang santer beredar, Emil sudah mendapat restu dari istana. Ada yang bilang: itu perintah. Tapi, jangan merasa bangga dulu. Sebab, Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi juga punya peluang yang sama untuk maju di Pilgub Jakarta.

Putusan Mahkamah Konstitusi (MA) membuka jalan buat Kaesang untuk menjadi cagub, terutama di Jakarta. Isu Kaesang nyalon walikota Depok dan bupati Bekasi, itu omong kosong. Kaesang ketum PSI. Bukan kelasnya nyalon walikota atau bupati. Kelas ketum partai minimal cagub Jakarta.

Jika PKS tidak usung Anies, peluang Anies maju di Jakarta jadi kecil. Jika Anies tidak maju, kans Kaesang maju di Jakarta sangat besar. Kaesang tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Apalagi, PSI punya 8 kursi di Jakarta. Hanya selisih dua kursi dari Golkar. Golkar dapat 10 kursi di Jakarta.

Di sisi lain, Gerindra dan PAN getol mendukung Emil nyagub di Jakarta. Jika Emil maju di Jakarta, otomatis Jawa Barat kosong. Tidak ada calon yang kuat.

Di situ peluang Gerinda mencalonkan Dedi Mulyadi, mantan bupati Purwakarta yang merupakan kader Gerindra ini menjadi terbuka. Begitu juga dengan PAN, Bima Arya bisa didorong untuk maju di Pilgub Jawa Barat ketika ditinggalkan Emil.

Jawa Barat menjadi seksi karena di wilayah ini jumlah pemilihnya terbesar di seluruh Indonesia. Sekitar 35 juta lebih. Dengan pemilih yang besar, terbuka peluang untuk mendapat tambahan kursi DPR di pemilu-pemilu berikutnya bagi partai yang kadernya jadi gubernur Jabar.

Karena itu, posisi gibernur menjadi rebutan. Di sinilah Gerindra dan PAN khususnya, tertarik untuk mendorong Emil ke Jakarta agar Jabar kosong.

Bagi Emil sendiri, Jakarta seksi. Tapi, Pilgub Jakarta menjadi taruhan nasib. Bisa menang, bisa juga kalah. Peluanganya fifty-fifty. Kecuali jika Anies gagal maju, dan istana memberi dukungan kepada Emil, bukan kepada Kaesang.

Adapun Jawa Barat, bagi Emil, tiket dan peluang menang, ada di tangan. Tidak terlalu sulit bagi Emil untuk menang di Pilgub Jawa Barat. Emil adalah incumbent dan sangat populer.

Elektabilitas Emil jauh melampaui kandidat-kandidat lainnya. Golkar sebagai partai pengusung juga punya kursi yang cukup besar. Yaitu 19 kursi. Sama besar dengan PKS. Selisih satu kursi di bawah Gerindra. Gerindra dapat 20 kursi. Di Jawa Barat, Emil nggak ada lawan yang seimbang.

Apakah pada akhirnya nanti Emil tetap jagain Jawa Barat, atau mempertaruhkan nasib politiknya di Jakarta?

*Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa



Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya