Berita

Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono/RMOL

Politik

Tanggapi Unggahan ‘All Eyes on Papua’, AHY: Pemerintah Tak Nomorduakan Papua

JUMAT, 07 JUNI 2024 | 20:38 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Unggahan 'All Eyes on Papua' yang ramai dibincangkan di media sosial ditanggapi Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono. Isu ini menyinggung hutan Papua yang akan dibabat untuk dijadikan perkebunan sawit.

Menurut sosok yang akrab disapa AHY itu, kebijakan di Papua terkait pembangunan ekonomi harus benar-benar tepat sasaran.

"(Papua) diperlakukan adil, tidak dinomorduakan dan justru kita fokus pada mengejar ketertinggalan dibandingkan daerah-daerah lain," katanya saat memaparkan progres 100 hari kerja sebagai Menteri ATR/BPN dikantornya kawasan Jakarta Selatan, Jumat (7/6).

Ketua Umum Partai Demokrat itu mengakui pembangunan ekonomi di Papua dibutuhkan lahan yang tidak sedikit. Karena itu, diperlukan kontribusi masyarakat dalam pembangunan tersebut.

"Yang penting bagi saya, bagaimana semuanya ditetapkan, dengan melibatkan semua warga Papua asli di sana, yang jelas dimengerti bahwa tujuan pembangunan itu untuk kesejahteraan masyarakat setempat dan berkontribusi pada ekonomi nasional," jelasnya.

Putra sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menambahkan, Kementerian yang dipimpinnya selalu mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Papua.

"Kami Kementerian ATR/BPN tidak ingin berkomentar terlalu jauh, termasuk urusan politiknya, tapi yang jelas kami secara prinsip ingin memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan juga kita ingin menjaga kedaulatan dan juga rasa nyaman bagi masyarakat," pungkasnya.

Tagar All Eyes On Papua viral di media sosial  menarasikan, "Hutan di Papua tepatnya di Boven Digoel yang luasnya 36 ribu hektare atau lebih dari separuh luas Jakarta akan dibangun perkebunan sawit".

Selanjutnya, pada 27 Mei 2024, masyarakat adat Suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan, dan Suku Moi di Sorong, Papua Barat Daya, berdemo di depan Mahkamah Agung dan menolak pembabatan hutan, karena hutan itu merupakan hutan adat tempat penghidupan secara turun-temurun, serta sumber pangan, budaya, dan sumber air.


Populer

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Machmudin akan Serius Tangani Judi Online di Jabar yang Tembus Rp3,8 T

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:20

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

UPDATE

Iran Ancam Bombardir Israel jika Nekat Serang Lebanon

Minggu, 30 Juni 2024 | 16:04

Kominfo Tak Berdaya, Indonesia dalam Bahaya

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:54

Banyak Warga Ngeluh ke DPRD DKI soal PPDB

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:28

Persis: Daya Rusak Judi Sama dengan Narkoba

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:09

Aliran Modal Asing Rp19 T Banjiri Indonesia di Akhir Juni

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:06

Acara Desak Anies Dilanjutkan Jelang Pilkada Jakarta

Minggu, 30 Juni 2024 | 14:34

Pemilihan Karang Taruna Jaktim Dituduh Cacat Organisasi, Ini Klarifikasinya

Minggu, 30 Juni 2024 | 14:27

HNW: Sanksi Berat Legislator Terlibat Judol!

Minggu, 30 Juni 2024 | 14:11

Sri Mulyani Kasih Sinyal Tak Jabat Menkeu Era Prabowo

Minggu, 30 Juni 2024 | 14:07

The Secret of Diamond: Muslimah Bersinar Layaknya Berlian

Minggu, 30 Juni 2024 | 14:05

Selengkapnya