Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

PDB Rendah, Australia Terancam Resesi

KAMIS, 06 JUNI 2024 | 10:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Australia menjadi salah satu negara yang saat ini terancam resesi, di mana produk domestik bruto negara itu hanya meningkat 0,1 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Data neraca nasional baru dari Biro Statistik Australia mengkonfirmasi lemahnya pertumbuhan saat ini, sebuah angka triwulanan terendah sejak September 2021.

“Pertumbuhan PDB lemah pada bulan Maret, dengan perekonomian mengalami pertumbuhan terendah sepanjang tahun sejak Desember 2020,” kata kepala neraca nasional ABS Katherine Keenan, seperti dikutip dari 9News, Kamis (6/6).

“PDB per kapita turun selama lima kuartal berturut-turut, turun 0,4 persen di bulan Maret dan 1,3 persen sepanjang tahun," ujarnya.

Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengatakan lemahnya angka tersebut disebabkan oleh tingginya suku bunga.

“Selama setahun terakhir, sekitar tiga perempat negara-negara OECD telah mencatat kuartal negatif sementara Australia hingga saat ini menghindari hal tersebut,” kata Chalmers.

“Di tengah kondisi global yang sulit ini, Australia mencatat pertumbuhan tahunan yang lebih cepat dibandingkan sebagian besar negara maju – lebih cepat dibandingkan Kanada, Italia, Inggris, Jepang, dan Jerman," ujarnya.

Sejak pemilu, lanjut Chalmers, Australia juga mencatat pertumbuhan lapangan kerja yang lebih cepat dibandingkan negara maju lainnya.

Para ekonom memperkirakan Australia akan mengalami pertumbuhan yang sangat lemah atau bahkan tidak ada sama sekali, dan Gubernur Bank Sentral Michele Bullock mengatakan di Senat pada Rabu bahwa ia tidak memperkirakan PDB akan meningkat.

?"Menurut saya, kita berada dalam posisi di mana perekonomian sangat lemah," kata Bullock.

"Kita punya masyarakat yang mengurangi belanja diskresi, tapi kita masih melihat pasar tenaga kerja bertumbuh, dan itu adalah hal yang sangat penting untuk diingat – bahwa tingkat pengangguran meningkat secara bertahap namun lapangan kerja masih terus bertambah," ujarnya.

Populer

Politikus Demokrat Usul Legalisasi Judol Buat Tambah Uang Negara

Senin, 17 Juni 2024 | 18:58

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Preview Belgia Vs Slovakia: Hati-hati Pancingan Emosi

Senin, 17 Juni 2024 | 16:59

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

UPDATE

Ono Surono Resmi Jadi Jagoan Banteng di Pilgub Jabar 2024

Jumat, 28 Juni 2024 | 03:56

Mau Kabur ke Kamboja, Gembong Judi Online Berhasil Diringkus Polisi

Jumat, 28 Juni 2024 | 03:31

Personel Kostrad Borong Hasil Tani Masyarakat di Papua

Jumat, 28 Juni 2024 | 03:13

Terminal LPG Tanjung Sekong Makin “Hijau” Jaga Ketahanan Energi RI

Jumat, 28 Juni 2024 | 02:50

Panja Timah DPR Cari Solusi Atasi Tambang Ilegal di Babel

Jumat, 28 Juni 2024 | 02:30

Cek Stok Beras

Jumat, 28 Juni 2024 | 02:12

IPC TPK Jambi Fasilitasi Pengiriman Pinang Belah ke Bangladesh

Jumat, 28 Juni 2024 | 01:56

26 RUU Tentang Kabupaten/Kota Harus Perhatikan Karakteristik Daerah

Jumat, 28 Juni 2024 | 01:38

Pangdivif 2 Kostrad Terima Brevet Bramasta Yudha

Jumat, 28 Juni 2024 | 01:16

DPR Dukung Program Revitalisasi Laboratorium Badan Karantina

Jumat, 28 Juni 2024 | 00:54

Selengkapnya