Berita

Seminar internasional Radicalism in Indonesia and Bangladesh: Sources, Actors, and Impact yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta pada Senin, 3 Juni 2024/Repro

Dunia

Indonesia dan Bangladesh Punya Urgensi yang Sama Soal Deradikalisasi

SENIN, 03 JUNI 2024 | 17:53 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Radikalisme dari bentuk sederhana sampai ke tingkat yang paling keras sama-sama memberikan ancaman bagi keberlangsungan bangsa baik di Indonesia maupun Bangladesh.

Itu mengapa kedua negara menangani secara serius masalah radikalisme mulai dari perundangan, lembaga yang menanganinya sampai dengan integrasi bekas pelaku tindak terorisme ke dalam masyarakat.

Profesor dari Universitas Dhaka, Ali Ashraf mengatakan bahwa  gerakan ekstremisme di Bangladesh tumbuh dari kelompok kiri, pemberontak etno-nasionalis dan kelompok berbasiskan agama.

"Mereka berusia 20 sampai 30 tahun, sebagian besar pria (85 persen) dan berpendidikan mulai perguruan tinggi dan atau madrasah yang top sampai dengan sekolah biasa dengan latar belakang kelompok low dan middle-income," papar Ashraf di dalam seminar internasional Radicalism in Indonesia and Bangladesh: Sources, Actors, and Impact yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta pada Senin (3/6).

Dijelaskan Ashraf, keterlibatan berbagai pihak menjadi kunci dalam keberhasilan program deradikalisasi di Bangladesh. Dhaka menekankan pendekatan melalui pendidikan dan pelatihan deradikalisasi.

"Pendekatan multi lembaga ini melibatkan lembaga pendidikan, masyarakat sipil, pekerja sosial, psikologi, hukum dan bahkan politik," paparnya.

Sementara itu, Kandidat Doktor  dari Program Studi Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Debbie Affianty menjelaskan bahwa program deradikalisasi Indonesia sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Terorisme.

"Pemerintah Indonesia telah menerapkan empat tahap, yaitu identifikasi dan asesmen, rehabilitasi, pendidikan ulang, dan reintegrasi sosial," ungkapnya.

Debbie menceritakan bagaimana proses deradikalisasi juga dilakukan di dalam Lapas/Rutan, melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan nasionalisme, religiusitas, dan kewirausahaan.

"Hingga saat ini, dari 1.036 mantan tahanan teroris, sekitar 116 orang terlibat dalam residivisme," kata dia.

Kemudian Dosen Program Magister Studi Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta Hilali Basya menyoroti bagaimana kelompok radikal tetapi tidak sampai ekstrem di Jakarta melalui risetnya Komunitas Muda Betawi yang terlibat dalam Front Pembela Islam (FPI) di Jakarta.

Dari hasil risetnya tampak bahwa ketegangan di tingkat politik nasional pada Pemilu 2014 yang membuat masyarakat terpolarisasi telah mendorong para pemuda Betawi ini untuk terlibat dalam organisasi yang menghubungkan mereka dengan kelompok-kelompok Islam yang lebih luas. Dalam hal ini, FPI menjadi pilihan mereka.

"Modal budaya yang mereka miliki lebih mendukung mereka untuk terlibat dengan FPI, organisasi Islam yang mengkampanyekan modernisasi Islam seperti Muhammadiyah atau menyerukan pemurnian seperti gerakan Salafi tidak menarik bagi kaum muda Betawi ini," paparnya.

Seminar internasional yang diselenggarakan kerjasama  Laboratory of Indonesian and Global Studies (LIGS), Program Studi Ilmu Politik dan Program Magister Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta serta didukung University of Dhaka, Bangladesh dengan kehadiran  Prof Ali Ashraf dihadiri di ruang zoom sampai menyentuh angka 70 orang.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Diungkap Roy Suryo, Fufufafa Rajin Akses Situs Porno Lokal dan Mancanegara

Senin, 16 September 2024 | 07:44

UPDATE

Pemindahan IKN Diklaim Disetujui Rakyat, Prabowo Harus Melanjutkan

Kamis, 26 September 2024 | 23:57

Astrid Nadya Kembali Terpilih sebagai Presiden OIC Youth Indonesia

Kamis, 26 September 2024 | 23:44

Kapolri Dorong Korlantas Terus Berinovasi

Kamis, 26 September 2024 | 23:21

Pasangan RIDO Bakal Berdayakan Pensiunan ASN untuk Menghijaukan Jakarta

Kamis, 26 September 2024 | 22:47

Peserta Pilgub Sumut Agar Adu Gagasan, Bukan ‘Gas-Gasan’

Kamis, 26 September 2024 | 22:21

Punya Empat Lawan, Elektabilitas Agung-Markarius Sudah di Atas 50 Persen

Kamis, 26 September 2024 | 22:20

KPK Cekal 3 Tersangka Suap IUP Kaltim

Kamis, 26 September 2024 | 22:07

Kejati Sumut Tahan 5 Tersangka Dugaan Korupsi PT Angkasa Pura II Kuala Namu

Kamis, 26 September 2024 | 21:55

Lewat Hilirisasi, Jokowi Dinilai Sukses Jaga Stabilitas Ekonomi

Kamis, 26 September 2024 | 21:46

Pernah Tempati Asrama Muhammadiyah, Aktivis Ciputat Ini Kini Dilantik jadi Anggota DPRD Labura

Kamis, 26 September 2024 | 21:44

Selengkapnya