Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net
Kekecewaan diutarakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada rekannya dari Amerika Serikat Joe Biden, karena menolak menjatuhkan sanksi kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Baik anggota Partai Republik maupun Demokrat di Kongres AS mendorong agar sanksi dijatuhkan pada ICC yang berupaya mengeluarkan surat perintah penangkapan yang ditujukan pada Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Kendati demikian, Gedung Putih mengatakan akan memblokir undang-undang mengenai sanksi tersebut.
Dalam wawancara dengan radio
Sirius XM, Netanyahu menyambut baik rancangan undang-undang AS untuk mensanksi ICC. Menurutnya itu merupakan posisi Washington.
“Saya pikir itu masih merupakan posisi Amerika karena ada konsensus bipartisan beberapa hari yang lalu,” ujarnya, seperti dimuat
AFP pada Senin (3/6).
Namun Netanyahu mengaku kecewa karena Biden menolak menyetujuinya.
"Sekarang, kamu bilang ada tanda tanya (soal sikap Biden). Dan sejujurnya, saya terkejut dan kecewa," tegasnya.
Bulan lalu, Kepala Jaksa ICC, Karim Khan mengajukan surat perintah untuk menangkap Netanyahu, Gallant dan tiga pejabat tinggi Hamas yakni Yahya Sinwar, Ismail Haniyeh dan Mohamed Deif.
Kelimanya diduga bersalah atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan sejak perang meletus 7 Oktober tahun lalu.
Washington bukan anggota ICC, dan secara tradisional menolak yurisdiksinya untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi warga negara AS, namun telah bekerja sama dengan pengadilan tersebut dalam beberapa masalah sebagai pengamat.
Menghadapi dorongan Partai Republik untuk menjatuhkan sanksi terhadap ICC, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada bahwa sanksi bukanlah pendekatan yang tepat.