Ilham Akbar Habibie saat menghadiri acara terkait Pilkada 2024, di Kantor DPW Partai NasDem Jabar/RMOLJabar
Ilham Akbar Habibie, putra sulung Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, tertarik ikut kontestasi politik. Dia tampak hadir pada acara terkait Pilkada 2024, di Kantor DPW Partai Nasdem Jawa Barat.
Kehadiran Ilham tentu menjadi sorotan. Peraih penghargaan Bintang Satyalancana Wira Karya dan Adikarsa Pemuda itu menyampaikan, kehadirannya sebagai bentuk perkenalan, agar dapat saling mengenal satu sama lain.
"Kemudian ada hal-hal strategis yang bisa dibicarakan ke depannya," kata Ilham, seperti dikutip dari
Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (2/6).
Disinggung soal ketertarikannya terhadap Jawa Barat, dia menyatakan, pernyataan resminya akan disampaikan pada press conference Sabtu (9/6) mendatang.
"Jadi saya gak mau mencuri start, mungkin jalan dulu saja," tukasnya.
Bagi Ilham, Jabar merupakan provinsi yang harusnya jadi ujung tombak mencapai Indonesia Emas, sebab memiliki komponen sangat penting, masyarakatnya banyak, hampir 50 juta jiwa, industri juga banyak, ada lebih dari 50 persen.
"Jawa Barat juga memiliki kekuatan di bidang pertanian, pariwisata dan lain-lain. Dari segi pendidikan, banyak universitas bagus di Jawa Barat, manusianya dikenal kreatif di segala bidang. Selalu ada orang Jawa Barat yang aktif dan sukses," katanya.
Menurut dia, komponen-komponen yang harus dimiliki negara dan bangsa untuk mencapai negara maju di tahun 2045 yang dikenal sebagai Indonesia Emas, semuanya ada di Jabar.
"Jadi Jawa Barat itu provinsi dengan potensi sangat besar," bebernya.
Soal kekurangan, dia melihat, di semua daerah di Indonesia pasti ditemukan kekurangan, begitu juga di Jawa Barat.
"Salah satu hal yang membuat khawatir, kurangnya lapangan pekerjaan, itu dimana saja, termasuk di Jawa Barat. Ini pandangan bersama yang harus kita garap," ungkapnya.
Soal menyelesaikan lapangan pekerjaan, sebagai orang industri, teknik, insinyur, salah satu kunci yang harus dikembangkan adalah bagaimana menerapkan strategi industri.
"Kita sama-sama tahu hilirisasi, sudah cukup bagus, sukses, tapi itu tidak cukup. Kita harus buat lebih dari hilirisasi, karena pertumbuhan industri di Indonesia masih di bawah pertumbuhan ekonomi, yang kita kenal dalam bahasa ekonomi, deindustrialisasi," jelasnya.
"Ini tidak boleh, kalau kita ingin maju, kita lihat contoh negara yang ada di Asia Timur dan Tenggara yang sudah lebih berkembang dari kita. Semuanya mempunyai industri yang kuat, jadi kita harus memperkuat industri kita," pungkasnya.