Berita

Dri Fia Yulanda/Ist

Publika

Nilai-nilai Pancasila dalam Gerakan Perempuan Muda

OLEH: DRI FIA YULANDA
MINGGU, 02 JUNI 2024 | 09:36 WIB

KELAHIRAN Pancasila memiliki kaitan erat dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pancasila yang menjadi dasar filsafat negara yang terdiri dari lima prinsip pijakan utama bagi negara Indonesia. Keberadaannya adalah sebagai landasan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang adil dan beradab.

Prinsip-prinsip Pancasila melingkupi keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada awalnya, konsep spesifik dari Pancasila dikenal ketika Presiden Soekarno menyatakan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia bahwa dasar negara Indonesia ada pada lima prinsip dasar yang dikenal sebagai Pancasila.

Hal demikian tentu tidak terlepas dari adanya pemikiran-pemikiran tokoh Indonesia yang dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, lokal dan filsafat dunia.

Bahkan di dalam buku yang ditulis oleh R. Saddam Al-Jihad berjudul "Pancasila Ideologi Dunia" diungkapkan bahwa Pancasila merupakan watak dan kepribadian bangsa Indonesia yang membawa semangat persatuan dari berbagai simpul aliran pemikiran.
 
Pancasila dalam konteks kehidupan kolektif dapat dijadikan sumber kekuatan bangsa Indonesia. Sebagai sebuah dasar dari filsafat negara, Pancasila tentu mencerminkan nilai-nilai yang universal yang dapat menjadi acuan bersama bagi seluruh warga negara Indonesia dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan sejahtera.

Upaya membangun persatuan kolektif dengan tetap menjaga nilai-nilai Pancasila tentu bersumber juga dari Gerakan Perempuan terkhusus Perempuan Muda dalam membangun nuansa persatuan untuk mencapai tujuan-tujuan nasional yang dikehendaki.

Seperti pembangunan ekonomi perempuan, peningkatan kualitas hidup perempuan, dan penciptaan lingkungan yang berkelanjutan serta terwujudnya hak-hak politik Perempuan yang dapat menjawab persoalan-persoalan gender, sehingga dapat menciptakan Indonesia Emas 2045 tanpa persoalan tersebut yang bersumber dari Gerakan Perempuan Muda.

Gerakan perempuan muda memiliki kaitan yang erat dengan Pancasila karena Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang mengandung prinsip-prinsip yang memiliki hubungan dengan perjuangan kesetaraan dan keadilan gender seperti Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang dimana gerakan perempuan muda seringkali berfokus pada perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender dan memastikan bahwa hak-hak perempuan diakui dan dihormati secara adil dalam segala aspek kehidupan.

Konsep Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memandang bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk hidup sehingga, gerakan perempuan muda berupaya untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan partisipasi dalam kehidupan politik dan sosial.

Selanjutnya memastikan Pancasila menekankan pentingnya demokrasi dalam pembentukan kebijakan dan pengambilan keputusan, yaitu perempuan muda sebagai agen perubahan dapat memperjuangkan partisipasi perempuan dalam proses politik dan pembangunan negara apalagi melihat bahwa tahun ini merupakan tahun politik yang dimana gerakan dari Perempuan muda harus mampu memastikan keterwakilan Perempuan dalam setiap proses politik.

Selanjutnya adalah nilai Persatuan dalam Pancasila menekankan pentingnya kesatuan bangsa Indonesia yang beragam dan memastikan gerakan dari perempuan muda, dengan keragaman latar belakang dan identitasnya, berkontribusi pada memperkuat persatuan bangsa dengan memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, suku, agama, atau latar belakang lainnya serta menggaungkan semangat women support women.

Oleh sebab itu, gerakan perempuan muda secara alami berupaya untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila melalui perjuangan mereka untuk kesetaraan gender, keadilan sosial, partisipasi politik, dan pembangunan berkelanjutan yang inklusif.

Penulis adalah Sekretaris Umum Kohati PB HMI

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya