Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono/Ist
Jakarta harus menjadi kota berketahanan dan berkelanjutan. Terlebih, Jakarta berada di delta dan jalur cincin api Pasifik yang rentan atas risiko terhadap bencana alam, seperti banjir dan gempa bumi.
Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di depan peserta Konferensi Manajemen Krisis (Crisis Management Conference/CMC) 2024 yang digelar di Jakarta, Rabu (29/5).
“Kami terus berupaya menjadikan ketahanan dan pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari perencanaan pembangunan perkotaan, serta mengalokasikan dana untuk rencana darurat,” ujar Heru dalam sambutannya.
Hal ini seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta 2023-2026 yang menekankan pada terwujudnya regenerasi kota yang berketahanan dan berkelanjutan.
Untuk mendukungnya, Jakarta telah menerapkan Rencana Pembangunan Rendah Karbon dan Rencana Penanggulangan Bencana.
Lebih lanjut, Heru mengingatkan, kondisi geografis kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan rata-rata ketinggian tujuh meter di atas permukaan laut yang dilintasi 13 sungai menuju muara di Laut Jawa.
Belum lagi wilayah pesisir utara Jakarta relatif lebih rendah, sehingga rentan rob dan hujan ekstrem.
“Pada pertemuan ini, diharapkan agar apa yang sudah dilakukan Jakarta dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya, serta Jakarta juga dapat belajar dari kota-kota lain," kata Heru.
Sehingga konferensi ini memicu pertukaran best practices dan kerja sama antarkota dunia demi bumi sebagai rumah yang layak huni bagi semua.
Heru juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Tokyo yang mempercayakan Jakarta sebagai tuan rumah penyelenggaraan konferensi tahun ini.