Berita

Warga Palestina melihat kehancuran setelah serangan Israel di dekat tempat tinggal para pengungsi di Rafah, Jalur Gaza, 27 Mei 2024/Net

Dunia

AS: Pembantaian Israel di Rafah Masih dalam Batas Wajar

RABU, 29 MEI 2024 | 12:19 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Serangan militer yang dilancarkan pasukan pertahanan Israel (IDF) ke kamp pengungsi di kota Rafah Gaza telah mengakibatkan tewasnya puluhan warga sipil.

Sekutu Utama Israel, Amerika Serikat mengaku ikut berduka untuk Rafah, tetapi kembali membela rekannya dengan mengatakan apa yang dilakukan IDF masih belum melampaui batas.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa pihaknya terus memantau pergerakan Israel di Rafah, tetapi belum melihat adanya operasi militer besar-besaran yang ditakutkan.

"Kami tidak ingin melihat operasi darat besar-besaran di Rafah, kami belum melihatnya saat ini,” ujarnya, seperti dimuat AFP.

Pernyataan yang sama juga diucapkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.

"Pada titik ini, kami belum melihat operasi militer sebesar operasi sebelumnya,” tutur Miller dalam sebuah pernyataan.

Wakil juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan bahwa AS memandang aktivitas IDF di Rafah masih dalam batas wajar dan menekankan pihaknya akan terus mengirimkan bantuan ke Israel.

"Bantuan keamanan Amerika (ke Israel) akan terus mengalir," tegasnya.

Pada Minggu malam (26/5), IDF melakukan serangan udara ke kamp pengungsian Tel Sultan di Rafah barat. Serangan itu memicu kebakaran di daerah di mana ratusan tenda pengungsi berjejer.

Menurut otoritas kesehatan Hamas, 45 orang tewas dalam serangan Israel, sebagian besar perempuan muda dan anak-anak yang dibakar hidup-hidup.

IDF menuduh kebakaran itu sebenarnya terjadi karena rudal berhasil mengenai gudang senjata Hamas yang tersembunyi.

Wakil Presiden AS Kamala Harris dalam sebuah pernyataan menyebut serangan itu lebih dari tragis.

“Kata tragis bahkan tidak bisa menggambarkannya," ujarnya.

Kirby sendiri seperti menutup mata dengan apa yang terjadi di Rafah. Dia malah menyoroti bagaimana kesulitan Israel membela diri, tetapi dihadapkan pada medan padat penduduk.

"Ini benar-benar mencerminkan tantangan operasi militer di daerah padat penduduk," ujarnya sambil membela keputusan AS untuk terus memasok persenjataan kepada Israel di tengah pertempuran di Jalur Gaza.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya