Berita

Kondisi di dalam pesawat SIA setelah pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada Selasa, 21 Mei/Net

Bisnis

Akibat Turbulensi Maut, Singapore Airlines Bisa Dituntut Rp3 Miliar per Penumpang

KAMIS, 23 MEI 2024 | 14:57 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Singapore Airlines bisa dituntut hingga 175 ribu dolar AS (Rp2,8 miliar) per penumpang jika para penumpang mengajukan gugatan ganti rugi atas insiden turbulensi parah yang menewaskan 1 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya.

Dikutip dari Reuters, Kamis (23/5), pengacara California yang mewakili penumpang, Mike Danko, mengatakan maskapai tersebut bisa dituntut karena kelalaiannya, sehingga berdasarkan Konvensi Montreal atau aturan penerbangan internasional, para penumpang berhak mendapatkan kompensasi akibat kecelakaan itu.

"Singapore Airlines dapat mencoba membuktikan bahwa pihaknya telah mengambil semua tindakan (pengamanan) yang diperlukan untuk menghindari turbulensi," kata Danko.

Meski begitu, maskapai penerbangan juga dapat mengurangi tanggung jawab mereka dengan menunjukkan bahwa penumpang juga menanggung beberapa kesalahan atas cedera tersebut, seperti mengabaikan peringatan untuk mengenakan sabuk pengaman.

Meski demikian dalam kasus ini para penumpang akan mendapat jumlah kompensasi yang berbeda-beda. Konvensi Montreal sendiri telah menetapkan berbagai aturan tentang di mana klaim tersebut dapat diajukan dengan tergantung pada tujuan penerbangan, tempat pembelian tiket, dan tempat tinggal penumpang.

Penerbangan Singapore Airlines dengan pesawat Boeing 777-300ER sendiri membawa penumpang dari berbagai negara dengan beragam tujuan.

"Yang pertama dan terpenting adalah yurisdiksi tempat Anda dapat mengajukan klaim dan bagaimana mereka menilai klaim cedera," kata Pengacara New York di Kreindler & Kreindler, yang mewakili penumpang, Daniel Rose.

Pengacara penerbangan itu menjelaskan bahwa penumpang asal Inggris dengan tiket pulang-pergi dari London dapat mengajukan klaim di pengadilan Inggris.

Sementara itu, penumpang yang berencana melanjutkan penerbangan seperti misalnya ke Indonesia harus mengajukan klaimnya di Indonesia.

"Akibatnya, nilai klaim mungkin berbeda jauh untuk cedera yang sama," tambah Rose.

Sebagai contoh, dalam insiden kecelakaan pesawat Asiana Airlines di San Fransisco pada tahun 2013 lalu, di mana kompensasi sangat bervariasi karena banyak penumpang yang terbang pulang-pergi dari berbagai kota di Asia Timur.

"Jadi orang-orang yang mungkin mengalami cedera serupa, ada yang bisa membawa kasusnya ke San Francisco, tapi ada pula yang tidak mampu," kata pengacara Florida yang juga mewakili penumpang, Curtis Miner.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya