Berita

Gedung Kementerian Luar Negeri AS/Net

Dunia

AS Buru Tiga Ahli IT Korea Utara, Tawarkan Hadiah Jutaan Dolar

SENIN, 20 MEI 2024 | 15:49 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tiga pekerja IT asal Korea Utara dan manajer mereka menjadi buron di Amerika Serikat karena memalsukan identitas untuk mendapat pekerjaan.

Kementerian Luar Negeri AS bahkan menawarkan hadiah 5 juta dolar AS atau Rp80 miliar bagi siapa saja yang mampu memberikan informasi mengenai ke empat buron tersebut.

Imbalan yang dijanjikan ini berasal dari program Rewards for Justice (RFJ) yang dikelola oleh departemen Layanan Keamanan Diplomatik.


Sejak dimulainya pada tahun 1984, program RFJ telah memberikan dana lebih dari 250 juta dolar AS kepada lebih dari 125 negara dan individu di seluruh dunia yang memberikan informasi untuk membantu mencegah terorisme dan mengatasi ancaman keamanan nasional AS.

Para pelaku menggunakan  samaran Han Jiho, Jun Chunji dan Xu Haoran, dan Zhonghua yang merupakan manajer kelompok ini.

Terungkapnya kasus empat warga Korea Utara terjadi selama penyeledikan yang dilakukan pengadilan terhadap seorang wanita dari Arizona, Christina Chapman.

Chapman didakwa dengan sembilan dakwaan termasuk konspirasi untuk menipu AS. Dia membantu para pekerja mendapatkan identitas sah warga negara AS, dan menerima dan menghosting komputer laptop yang diberikan kepada mereka agar terlihat bahwa para pekerja itu memang berbasis di AS

"Selama Oktober 2020 sampai Oktober 20024 Chapman membantu para pekerja IT dari Korea Utara mendapatkan pekerjaan untuk pengembangan perangkat lunak dan aplikasi jarak jauh dengan perusahaan di berbagai sektor dan industri," ungkap Yonhap News pada Senin (20/5).

Mereka menggunakan identitas palsu milik lebih dari 60 warga AS asli. Kendati demikian para pekerja Korea itu gagal mendapatkan pekerjaan serupa di dua lembaga pemerintahan AS.

Aksi para pelaku berhasil menghasilkan uang sebesar 6,8 juta dolar AS yang diserahkan kepada pemerintah Korea Utara.

Para pekerja Korea Utara yang dimaksud diduga mempunyai hubungan dengan Departemen Industri Mesiu di Korea Utara yang mengawasi pengembangan rudal balistik, produksi senjata, dan penelitian rezim dan program pengembangan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya